BONDOWOSO, beritalima.com – Kebutuhan pupuk bersubsidi di Bondowoso masih belum bisa terpenuhi, pasalnya banyak petani yang membeli pupuk dengan harga yang jauh lebih tinggi dari HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditentukan oleh pemerintah.
Sekertaris Daerah Bondowoso, Saifullah menyebutkan, untuk alokasi pupuk subsidi di Kota Tape tersebut telah sesuai dengan elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK). Data tersebut sudah di kirimkan pada kementerian terkait.
“Begini, e-RDKK sudah masuk ke Jakarta. Nanti setelah turun jumlah alokasi pupuk subsidi, langsung dikirim ke BNI 46. Baru dibuatkan kartu tani oleh BNI 46,” jelasnya saat dikonfirmasi, minggu (19/7/2020).
Kartu tani tersebut kata Sekda, sifatnya sama seperti ATM. Petani terlebih dahulu mengisi saldo pada kios atau distributor setempat sesuai dengan kebutuhan pupuk yang akan di tebusnya. Dengan adanya kartu tani ini, bisa meminimalisir permainan jatah dan harga pupuk bersubsidi yang berada di kios dan distributor.
“Maka nanti ketika petani mengambil pupuk, tinggal gesek. Disana sudah tertera pupuk yang akan ditebus sesuai dengan luasan lahan,” tuturnya.
Perihal HET ( Harga Eceran Tertinggi) yang berfariatif di lapangan, selama itu masih sesuai dengan jarak, ketua KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) menegaskan, masih ada toleransi. Tetapi jika menaikan harga melebihi tiga kali lipat dari HET, itu yang menjadi persoalan. (*/Rois)