MADIUN, beritalima.com- Dalam waktu dekat, hampir dapat dipastikan Madiun Umbul Square atau yang lebih dikenal dengan Taman Wisata Umbul di Desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, bakal menjadi lembaga konservasi.
Menurut Direktur Madiun Umbul Square, R Afri Handoko, untuk menuju ke strata sebagai lembaga konservasi, pihaknya sudah mengantongi rekomendasi berita acara teknis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Rekomendasi ini, sudah dikirim ke Kementrian Kehutanan untuk syarat mendapatkan ijin sebagai lembaga konservasi.
“Surat permohonan dan rekomendasi berita acara teknis dari BKSDA Jawa Timur, sudah dikirim ke Jakarta untuk mendapatkan legal formal sebagai lembaga konservasi dari Menteri Kehutanan. Kalau disetujui, sekitar 51 hari kerja, ijinnya sudah turun,” terang Direktur Madiun Umbul Square, R Afri Handoko, didampingi Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Madiun Herry Supramono, kepada wartawan, Jumat 10 September 2016 .
Menurutnya lagi, jika ijin sebagai lembaga konservasi sudah turun, nantinya Madiun Umbul Square tak hanya sebagai tempat rekreasi. Tapi mempunyai multi fungsi. Yakni tempat rekreasi, edukasi dan konservasi pelestarian hewan yang menjadi koleksi Madiun Umbul Square.
“Kalau ijin sudah turun, nantinya Madiun Umbul Square menjadi lembaga konservasi ke tujuh dan satu-satunya di Madiun,” tambahnya.
Untuk menjadi lembaga konservasi, papar Afri, Madiun Umbul Square harus mempunyai kandang satwa yang memadai agar binatang yang berada di tempat tersebut merasa nyaman seperti di habitatnya sendiri. Karena itu, pihaknya mengajukan anggaran ke APBD sebesar Rp.6 miliar.
“Jika disetujui, selain untuk membangun wahana permainan, anggaran sebesar itu nantinya untuk membangun sarana dan prasarana Umbul Festival, penambahan koleksi satwa dan tukar menukar satwa, pembangunan kandang satwa, klinik satwa dan gudang pakan serta dapur satwa,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Madiun Umbul Square saat ini sudah mempunyai beberapa koleksi satwa. Diantaranya adalah musang, buaya, beruk, landak, kalong, merak, karwari dan ular. Mayoritas binatang yang menghuni tempat ini jenis omnivora.
Sedangkan dari sisi pendapatan hasil penjualan tiket masuk, pada tahun 2013 sebesar Rp.845 juta, tahun 2114 sebesar Rp.778 juta, tahun 2015 sebesar Rp.2,138 miliar dan tahun 2016, hingga bulan Juli sekitar Rp.1,5 miliar. Pendapatan tahun 2014 turun, karena saat itu ada renovasi. (Dibyo)