Seluruh Relawan Jokowi Berkumpul di Bogor, Ini Kata Mereka :

  • Whatsapp

BOGOR, beritalima.com| Sejumlah relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), yamg saat ini berkumpul dari seluruh nusantara dan luar negeri (perwakilan Bara JP di luar negeri yaitu Badan Perwakilan Luar Negeri/BPLN) mulai hari ini (1/8) sampai Sabtu (3/8) mengikuti kongres Bara JP di The Forest Resort Hotel, Bogor, Jawa Barat.

Kongres ini merupakan kongres kedua setelah kongres pertama tahun 2014 setelah Joko Widodo (Jokowi) terpilih sebagai presiden masa bakti 2014-2019. Relawan dari dalam dan luar negeri yang mengikuti kongres tidak semata-mata tertuju kepada pemilihan pengurus baru, tapi sejuta harapan yang mereka bawa ke kongres mereka harapkan bisa disampaikan kepada Jokowi sebagai presiden terpilih untuk masa bakti 2019-2024.

Presiden Jokowi sendiri sudah memastikan akan hadir pada hari kedua kongres (2/8) yang diharapkan pengurus baru sudah terpilih. Seperti pada kongres pertama di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada kongres ini pun yang dinantikan relawan adalah bersalaman dan foto bersama Jokowi.

“Saya harus tetap perhatikan batere hape ini,” kata seorang relawan sambil melihat ponselnya ketika menginap di Markas Bara JP di Jakarta Timur sehari sebelum kongres.

Rupanya, mereka berharap tidak ketinggalan foto selfie dengan sesama relawan dan tentu saja dengan Jokowi. Maka, salah satu barang berharga bagi relawan adalah charger dan tentu saja colokan listrik.

Relawan Bara JP di daerah-daerah kekalahan Jokowi-Ma’ruf tetap berharap agar Jokowi tidak mengendurkan pembangunan fisik, terutama infrastruktur, dan nonfisik, sumber daya manusia (SDM). “Itu harapan saya,” kata H Amir Hamzah, Bara JP NTB, di sela-sela kongres. Daerahnya yang rusak karena gempa sampai sekarang terus dibangun oleh Jokowi. Dalam kaitan itulah Amir berharap relawan Bara JP punya akses agar bisa mengawal, mengawasi dan mendukung roda pembangunan.

Amir khawatir pembangunan tidak efektif karena dijalankan oleh orang-orang yang tidak komit terhadap langkah Jokowi dalam membangun Nusantara. “Terus terang saya ingin agar pembangunan efektif dan ini hanya bisa kalau unsur relawan ikut dalam proses pembangunan,” ujar Amir. Ini tentu saja tantangan untuk pengurus baru kelak bagaiman menempatkan relawan dalam berbagai proyek pembangunan yang berskala nasional.

Sama seperti Amir, Yogie T Wardhana, Bara JP Lampung, juga berharap agar Jokowi mendengar dan mengakomodir masukan dari para relawan karena berguna bagi bangsa dan negara ini. “Percaya dengan orang yang telah setia terhadap beliau, itu bukan keniscayaan,” kata Yogie. Memang, Amir dan Yogie tidak mengada-ada karena relawan yang tergabung dalam Bara JP sudah dua kali mengantarkan Jokowi ke Istana.

Sedangkan Abdul Aziz, Bara JP Sumbar, berharap besar kepada Jokowi pada priode kedua pembangunan infrastruktur, terutama jalan raya, di Sumbar lebih ditingkatkan lagi agar memperlancar akses transportasi. Bagi Aziz ini merupakan bagian dari upaya mendorong perekonomian masyarakat.

Bagi Yogie, Jokowi bisa menyelesaikan permasalahan yang belum selesai di periode pertama, seperti insfrastruktur, reformasi agraria, dll. “Penyelesaian akan jadi tonggak sejarah bagi Jokowi yang bisa jadi cermin untuk presiden-presiden berikutnya,” kata Yogie. Soalnya, pembangunan yang dijalankan Jokowi dilihat Yogie sebagai sesuatu yang belum pernah dijalankan oleh presiden-presiden sebelum Jokowi.

Sebagai relawan Aziz berharap agar pengurus baru nanti mengkaji ulang program yang dijalankan organisasi selama ini agar tidak terulang lagi. “Jangan lagi mengulang cara-cara yang tidak membawa hasil,” ujar Aziz.

Infrastruktur rupanya merupakan aspek yang jadi perhatian relawan dari beberapa daerah. Ini sangat masuk akal karena sebelum pemerintahan Jokowi-JK pembangunan hanya bersifat ‘Jawa Sentris’ sehingga terjadi kepincangan yang merugikan daerah di luar Pulau Jawa. Jokowi menjalankan program ‘Indonesia Sentris’ dengan pembangunan fisik dan nonfisik secara menyeluruh di seluruh Nusantara.

Itulah sebabnya Mashuri Haryono, Bara JP Aceh, berharap Jokowi menggenjot pembangunan irigasi di Aceh untuk mengairi persawahan. “Ini salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan warga Aceh,” kata Mashuri. Irigasi teknis dengan membangun bendungan memang kunci untuk mendorong swasembada pangan.

Dengan irigasi teknis, menurut Mashuri, warga Aceh bisa panen 2-3 kali setahun karena areal persawahan tidak akan kekurangan air lagi seperti sekarang. Ini tentu saja meningkatkan penghasilan warga. Kalau Sungai Lawe Alas tidak dimanfaatkan untuk irigasi banjir akan terus merusak lahan pertanian. Marshuri juga berharap Jokowi bisa menggenjot pembangunan jalan lintas Jambur Latong – Bahorok.

Dalam bahasa relawan, Siti Nurjanah-Bara JP Jateng, berharap yang sudah dikerjakan Jokowi melalui Kabinet Kerja ditingkatkan lagi agar lebih merata di seluruh Nusantara. Begitu juga dengan Yogie pada priode kedua diharapkan Jokowi menginventarisir potensi-potensi ekonomi digital di negeri ini yang ditangani dalam suatu wadah, kementerian atau lembaga. “Ekonomi digital adalah masa depan bangsa ini,” kata Yogie dengan nada yakin.

Dalam pidato di rumah transisi tahun 2014 Jokowi mengatakan bahwa swasembada pangan hanya bisa tercapai jika pembangunan bendungan digenjor. Jokowi menargetkan pembangunan 65 bendungan di Indonesia untuk mengairi ratusan ribu hektar sawah. Akhir tahun 2019 diharapkan sudah selesai 29 bendungan.

Bendungan penting untuk irigasi, tapi sampai awal tahun 2015 di Indonesi hanya ada 231 bendungan dan tidak semuanya untuk irigasi. Bandungan ini hanya menjangkau 11 persen areal persawahan sehingga tidak bisa mendukung swasembada pangan.

Jika dibandingkan dengan Tiongkok kita tertinggal jauh karena di Negeri Tirai Bambu itu ada 110.000 waduk dan bendungan. Maka, harapan Mashuri sangat masuk akal karena bendungan akan jadi impian untuk meraih kehidupan yang lebih baik melalui pertanian 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *