Semua Demi Konten

  • Whatsapp
Ferdian Paleka di Polrestabes Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5/2020). ANTARA FOTO/Ahmad Fauzan/rai/wsj.

Kehabisan kreativitas atau memang tak bermoral?

beritalima.com | Youtuber Ferdian Paleka dikecam masyarakat karena video prank-nya yang diunggah pada Minggu, (3/5/2020). Video berjudul “PRANK KASIH MAKANAN KE BANCI CBL” itu menampilkan Ferdian dan kedua temannya yang memberi sembako berisi sampah kepada sejumlah transpuan di pinggir jalan kota Bandung. Sebelum ditangkap, ia sempat membuat story di Instagram yang berisikan permintan maaf, namun diakhiri dengan “Tapi bohong” sebagai tanda ketidaktulusannya. Hal ini membuat warganet tambah marah dan meminta polisi segera menangkapnya.

Setelah pemburuan dan penetapan ODP (Orang Dalam Pencarian), Ferdian dan teman-temannya berhasil ditangkap oleh Polrestabes Bandung, Jumat (8/5/2020). Dalam video penangkapannya, seorang polisi mengambil video Ferdian yang sedang jongkok ketakutan.
“Sedikit lagi kamu bebas,” kata seorang polisi,

“Tapi bohong,” ledeknya sambil tertawa.
Puas sekali rasanya saat melihat wajahnya yang murung karena diolok-olok polisi. Seperti buah simalakama, Ferdian terjerat pasal penghinan dengan hukuman 4 sampai 12 tahun penjara. Balasan yang setimpal dengan kejahatannya, bukan?

Di tengah pandemi COVID-19, saat orang-orang sedang kesulitan ekonomi, tak terbayang betapa sakitnya perasaan para korban saat menerima “sembako” itu dengan penuh harap lalu dipatahkan seketika. Hal yang paling membuat marah yaitu saat ia dan kedua temannya tertawa terbahak-bahak karena merasa berhasil membodohi orang-orang.

Conten creator sepertinya sebutan yang terlalu bagus untuk seorang Ferdian. Kalau ditelusuri dari kanal Youtubenya, tak ada satupun video yang bermutu atau pun berbobot. Memberikan tontonan yang tak berfaedah hanya untuk adsense dan keuntungannya sendiri. Sepertinya semua orang setuju, orang seperti ini tidak layak diberi kebebasan untuk berkreasi di sosial media.

Memang, dengan kecanggihan teknologi dan kebebasan yang ada sekarang, semua orang bisa mengunggah dan menghasilkan uang dengan membuat konten. Adsense merupakan hak setiap content creator disamping bagaimana konten yang ia buat. Tetapi, harus diingat bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial besar dari setiap konten yang ia unggah.

Video meresahkan tersebut sudah di-take down tetapi rekam jejak digitalnya tak akan terhapus. Rasa sakit hati para korban juga belum tentu sembuh dengan cepat. Belum lagi penonton yang masih dibawah umur dapat berpotensi mencontoh perilakunya ini. Berbagai sanksi sosial yang ia terima tak sebanding dengan dampak dari perbuatannya.

Untuk Ferdian, orang kreatif tak perlu menjadikan penderitaan orang lain atau menjelek-jelekan mereka hanya demi sebuah konten. Menjadi seorang Youtuber tak serta merta memberimu hak prerogatif untuk melakukan hal tersebut. Kebebasan berkreasi tetapi harus tetap bertanggung jawab dan tahu batasan.

Sebagai satu-satunya makhluk berakal, manusia diberikan anugerah tersebut bukan tanpa alasan. Kreativitas tak akan ada habisnya, tergantung seseorang ingin menggalinya atau tidak. Apalagi niatnya kalau melucu, jangan sampai hanya kamu saja yang tertawa. Pada akhirnya kamu hanya jadi lelucon masyarakat atas kebodohanmu sendiri.

(Syafira Maulidia/Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait