JAKARTA, beritalima.com – Senator Jambi H. Abu Bakar Jamalia, usai mengikuti HUT Kemerdekaan RI ke – 27 di Istana Negara, mengatakan bahwa pemimpin punya gaya masing – masing. Ia pun menyatakan percaya pada tuhan terhadap pemimpin sekarang ini yang harus diterima dengan lapang dada. Yang penting menurutnya, negeri ini jangan sampai buyar.
Dalam komentarnya, Kamis (17/8/2017), ia menyatakan bahwa di negeri ini dapat menjaga persatuan dan kesatuan, walaupun ada orang yang mengatakan bahwa negeri Indonesia merasa terganggu kebhinnekaannya. Padahal menurutnya, itu tidak benar. Sebab bangsa Indonesia sebagian besar umat muslim dan memyatakan tidak benar.
“Kami sebagai umat Islam menyatakan tidak akan mungkin terjadi, karena Islam membawa rahmatan lil alamin. Dan tidak akan mungkin akan memecah belah. Kita ini merebut kemerdekaan dengan takdirul. Kan pejuang-pejuang kita kam umat Islam, apakah mau menghancurkan, tidak mungkin menghancurkan perjuangan mereka itu,” tegasnya.
Ia menyatakan berani menjamin keutuhan persatuan keagamaan Indonesia antara yang satu dengan yang lain. Walaupun masih ada ucapan dari kalangan pejabat, bahwa Indonesia sedang terancam terpecah belah. Sebenarnya kata anggota Komite IV DPD RI asal Provinsi Jambi, dengan tegas mengatakan tidak ada.
“Kamu jangan tanya pejabat tapi tanya dengan rakyat. Tidak ada perpecahan itu, itu hanya ilustrasi mereka saja. Namun soal FPI terancam akan dibubarkan, itu urusan mereka. Tapi kalau FPI mao dibubarkan, apa salahnya, mereka selalu damai,” tegasnya.
Namun diakui Abu Bakar, bahwa dirinya bukan bela FPI dan bukan orang FPI tapi dia ingin melihat. Bahwa mereka berbuat untuk bangsa. Tapi kenapa mereka berbuat baik tidak diberitakan, semua yang dilihat keburukan. Bahkan orang lain yang berbuat buruk dipersangkakan oleh mereka. Hingga disebut tidak ada keadilan.
“Kalau memang salah silahkan diproses secara hukum, ternyata tidak ada yang dihukum. Sekalipun ada yang ditangkap siapa orangnya. Sistem keadilan yang ada di Indonesia, harus berimbang. Jangan buat persepsi, bahkan sejak jaman Soekarno hingga Presiden keenam tidak ada masalah,” jelasnya. dedy mulyadi