Apakah anda termasuk dalam kelompok orang yang malas keluar rumah? Apalagi di siang hari dengan panas yang menyengat. Atau anda gemar melakukan berbagai aktivitas melalui HP sambil selonjoran? Seperti belanja online, membaca berita, mengirim email, bermedia sosial (WA, FB, IG, dll), atau bahkan mengerjakan tugas rutin. Nah!, bisa jadi anda termasuk dalam golongan kaum rebahan. Namun tak mengapa. Anda tetap bisa berpartisipasi membantu negara merencanakan pembangunan yang berkualitas melalui Sensus Penduduk Online (SPO) 2020.
Sensus Penduduk Online Pertama di Indonesia
Sensus penduduk adalah pendataan penduduk/ warga secara menyeluruh yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Sejak tahun 1961, telah dilaksanakan enam kali sensus penduduk di Indonesia. Pada sensus penduduk ketujuh tahun ini, ada suatu inovasi keren yang memberikan banyak kemudahan. Ya, pada tahun 2020 akan dilaksanakan Sensus Penduduk Online (SPO) pertama di Indonesia. Masyarakat bisa mengisi atau meng update sendiri identitas diri dan keluarga hanya melalui media HP, PC ataupun laptop. Namun pastikan dulu terhubung dengan jaringan wifi atau paket data ya.
SPO bisa menjadi kesempatan bagi mereka yang sibuk dengan rutinitas harian, memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan tak sempat bertemu dengan petugas sensus nantinya. Mereka tetap bisa berpatisipasi membantu negara menghasilkan data kependudukan yang tepat melalui sarana gadget masing-masing dengan mengisi atau menjawab beberapa pertanyaan terkait identitas individu, migrasi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan perumahan secara online. Simple kan!. Selain itu, SPO bisa sebagai media literasi masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi yang semakin baik.
Sensus Penduduk 2020 (SP2020) sejatinya terdiri dari dua kegiatan besar, Sensus Penduduk Online (SPO) dan Sensus Penduduk Wawancara (SPW). Kedua jenis sensus ini sama-sama berisi beberapa item pertanyaan terkait demografi penduduk. Bedanya, SPO diisi dan dijawab sendiri oleh responden (Baca: Masyarakat) dengan mengakses https://sensus.bps.go.id dan menjawab 21 pertanyaan yang tersedia. Pelaksanaan SPO dimulai sejak 15 Februari sampai 31 Maret 2020.
Masyarakat bisa mengakses situs tersebut dimana saja dan kapan saja selama rentang waktu yang tersedia. Hal yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti SPO ini diantaranya: Buku nikah bagi yang berkeluarga (atau buku nikah orang tua jika yang mengikuti SPO ini anak yang masih satu KK dengan orang tua), kartu keluarga yang berisi NIK, informasi kepemilikan akte kelahiran, jenis suku bangsa dan jenis pekerjaan anggota keluarga. Bagi penduduk yang telah mengisi dengan lengkap SPO tidak akan didatangi oleh petugas sensus dari BPS pada bulan Juli nanti.
Sedangkan SPW dilakukan dengan sasaran penduduk yang tidak/ belum berpartisipasi pada SPO. Mereka akan didatangi oleh petugas sensus pada rentang waktu 1-31 Juli 2020 untuk diwawancarai dengan pertanyaan yang sama dengan SPO terkait karakteristik keluarga dan perumahan. Para petugas dibekali media HP android atau smartwatch untuk melakukan tugasnya mewawancara masyakat (responden). Serba canggih dan mutakhir bukan. Semuanya dilakukan untuk mendukung aksi paperless. Sehingga kelestarian lingkungan terjaga. Namun pada wilayah yang kurang mendukung sinyal HP sehingga dikhawatirkan putus kontak atau tersendatnya akses ke server pusat, solusi wawancara dengan media kertas terpaksa dilakukan.
Mengapa Indonesia Perlu disensus?
SP2020 merupakan kegiatan nasional yang sejalan dengan resolusi PBB pada program Sensus Penduduk dan Perumahan Dunia tahun 2020 yang diadopsi oleh Economic and Social Counsil (ECOSOC) pada tahun 2015. Resolusi ini untuk memastikan Negara-negara anggota PBB melaksanakan sensus pada periode 2015-2024. SP2020 dilaksanakan untuk mendapatkan jumlah penduduk sesuai dengan domisili mereka tinggal saat ini (de facto) maupun jumlah penduduk sesuai administrasi kependudukannya (de jure). Hal ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan di berbagai bidang antara lain pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja, dan bidang lain.
Manfaat SP2020 diantaranya untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur seperti: jumlah dan fasilitas sekolah, jumlah dan fasilitas kesehatan, jumlah fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon dan internet yang memadai, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, SP2020 juga menjadi langkah awal pemerintah untuk mewujudkan satu data kependudukan Indonesia (BPS RI). Dalam pidato kenegaraan di gedung MPR-DPR pada tanggal 16 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa data adalah jenis kekayaan baru bangsa Indonesia yang lebih berharga dari minyak (www.detik.com). Bahkan untuk menegaskan pentingnya data, presiden menandatangani Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Intisari dari Perpres tersebut tentang tata kelola data pemerintahan untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan daerah.
Metode Sensus Baru
Metode sensus 2020 nantinya menggunakan metode kombinasi yakni menggunakan data Dukcapil sebagai sumber data utama (register-based) dan mengandalkan sensus mandiri melalui web sebagai moda pendataan mandiri.
Alasan utama perubahan metode ini untuk mengikuti perubahan komunitas yang sangat cepat, semakin meningkatnya kesulitan dalam melakukan pencacahan secara langsung akibat mobilitas penduduk yang tinggi dan adanya kelompok yang sulit dijangkau.
Maka dengan mulai diterapkannya metode kombinasi dan penggunaan internet untuk pencacahan mandiri berbasis internet (internet-based self enumeration) diharapkan SP2020 masyarakat bisa berpartisipasi aktif dan mengurangi tingkat response burden. Akhirnya mari kita semua, baik kaum rebahan maupun tidak, mempersiapkan diri menghadapi Sensus Penduduk 2020. Ajaklah orang tua, saudara, sahabat, guru, tetangga, atau mungkin pacar dan tunangan beserta keluarganya ikut serta berpartisipasi pada Sensus Penduduk Online 2020.
Selamat datang Sensus Penduduk Online 2020!
Selamat datang kemudahan!
Selamat datang era digital!.
Faishol Amir, S.Si, M.E
Statistisi Muda BPS