TIMIKA, Berita lima.com – Aksi brutal dilakukan sekelompok tersangka yang membacok seorang guru atas nama Thomas Talubun dengan begitu ganas, yang membuat korban akhirnya meregang nyawa.
Kejadian naas yang menimpa Thomas terjadi di Jalan Hasanuddin, Irigasi, Kota Timika, Kabupaten Mimika. Provinsi Papua, Rabu (5/4).
“Tadi pagi korban keluar dari rumahnya di Irigasi dengan sepeda motor mau menjemput isteri dan anaknya. Rupanya ada tiga orang mengincar dia. Mereka bersembunyi di balik semak-semak. Begitu korban melintas, mereka tebas dia dari belakang menggunakan parang,” tutur Ny Jeujanan, slaah satu kerabat korban kepada wartawan.
Korban sebenarnya masih sempat melarikan diri meskipun sebilah parang masih tertancap di punggungnya. Sayang, para tersangka yang mengejar korban terus menerus menghujam tubuhnya dengan senjata tajam sehingga korban tersungkur dan meregang nyawa di dalam sebuah parit.
“Kami tidak terima kejadian ini. Anak saya dibunuh seperti binatang. Dia bertugas di pedalaman, mengapa dia dibunuh dengan begitu sadis. Apa salah dia?” ujar Ny Yohana Talubun, salah satu kerabat korban.
Jenazah korban menurut Ny Yohana Talubun tidak akan dibawa menuju rumah duka. Jazad korban akan dibawa ke Tugu Perdamaian di Pertigaan Jalan Yos Sudarso, Jalan Pattimura, Sempan, Timika.
“Kami akan bawa jenazah anak kami ke tugu perdamaian itu,” teriak Ny Yohana memecah keheningan massa di kamar jenazah RSUD Mimika.
Hingga berita ini diturunkan aparat kepolisian dibantu pasukan TNI sudah berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk mencegah adanya aksi-aksi brutal lainnya seperti bentrok antar warga yang bisa merugikan banyak pihak.
Kasus pembunuhan almarhum Thomas Talubun tersebut diduga kuat dipicu oleh kematian salah seorang warga suku Amungme, Luther Magal pada Sabtu (1/4). Luther Magal, mantan karyawan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) dibunuh oleh LW bersama rekan-rekannya di belakang Lapangan Jayanti, Sempan. (*)