JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Dapil IV Provinsi Jawa Barat, drh Slamet mengunjungi sekaligus menyerahkan bantuan kepada para korban banjir bandang Sukabumi di Kampung Cibuntu, Desa Persawahan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) drh Slamet mengunjungi korban bencana banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Rabu (23/9).
Seperti diberitakan, hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Sukabumi, Senin (21/9) mengakibatkan meluapnya Sungai Citarik yang berhulu di Gunung Halimun, Kabupaten Sukabumi. Banjir bandang itu setidaknya menghantam 11 desa dan 11 kampung yang terdampak antara lain Kecamatan Cicurug meliputi Desa Cisaat (Kampung Cipari), Pasawahan (Cibuntu), Cicurug (Aspol), Mekarsari (Kampung Nyangkowek dan Kampung Lio) dan Bangbayang (Perum Setia Budi).
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengapresiasi semangat para relawan yang membantu para korban. “Saya melihat, semangat kebersamaan dari elemen masyarakat sangat luar biasa untuk saling membantu dan meringankan beban para korban,” kata Slamet kepada Beritalima.com, Kamis (24/9) pagi.
Dalam kesempatan itu, Slamet menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako dan perlengkapan bayi bagi para korban. “Atas nama pribadi, keluarga dan Anggota DPR RI, saya menyampaikan duka mendalam kepada para korban banjir. Doa kami, semoga Allah memberi kesabaran kepada saudara-saudaraku yang tertimpa musibah,” ungkap Slamet.
Slamet juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada para relawan, masyarakat dan juga Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi yang membantu meringankan beban para korban. Slamet menyingsingkan lengannya untuk turut membantu proses pembersihan material banjir bandang yang masih menutupi jalan di wilayah tersebut.
Sungai Citarik-Cipeucit menjadi penyebab utama banjir bandang di Sukabumi, Senin (21/9). Hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Pos Perkeb Tugu Menteng, Lengkong dan Pos Ganesha, Kecamatan Cisolok mencapai 88mm dan 57 mm. Itu curah hujan tergolong tinggi sehingga dapat mengakibatkan banjir bandang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hasil analisis BMKG Sungai Citarik-Cipeucit dan Sungai Cibojong menjadi penyebab utama luapan air sehingga mengakibatkan banjir bandang.
“Kesimpulan yang didapat, meluapnya Sungai Citarik-Cipeucit dan Sungai Cibojong menjadi faktor penyebab terjadinya banjir bandang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (23/9).
.Analisis BMKG dari citra radar juga menunjukkan bahwa pada Senin 21 September 2020 pukul 14.00 WIB, terdapat pertumbuhan awan konvektif di Sukabumi bagian utara dan selatan.
Awan konvektif tersebut merupakan awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk sangat cepat dan intensif. Curah hujan dari sedang hingga tinggi dengan intensitas mencapai 120mm, telah terjadi selama 24 jam terakhir sebelum kejadian di wilayah hulu maupun wilayah terdampak banjir bandang.
BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas tinggi terjadi di hulu selama 24 jam terakhir, dan mengakibatkan bendung alami di daerah tersebut meluap dan hancur. Daerah terdampak merupakan dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak, dan menurut monitoring bahaya Banjir Bandang InaRisk BNPB, wilayah tersebut memiliki tingkat bahaya banjir bandang dari sedang hingga tinggi.
Berdasarkan pantauan GPM-NASA (inaWARE) dalam 24 jam terakhir sebelum kejadian, memang di wilayah hulu mengalami curah hujan tinggi sehingga menyebabkan masa air di daerah hulu tepatnya di Utara Sukabumi menjadi semakin besar. (akhir)