Setelah Muhammadiyah, Prabowo-Sandi Temui Said Aqil Siraoj di Kramat Raya

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (16/8) petang.

Sandi datang lebih awal, sekitar 20 menit kemudian, Prabowo baru sampai di Kantor Pusat PB NU. Keduanya datang menemui Said Aqil Siraoj. “Kami sowan ke Ketua Umum PB NU,” kata Prabowo kepada awak media.

Namun, tidak banyak yang diketahui awak media dari pertemuan Prabowo-Sandiaga Uno dengan Ketua Umum PB NU tersebut. Soalnya, pertemuan singkat itu berlangsung tertutup.

Usai pertemuan, Said Aqil mengatakan, mereka membahas persoalan bangsa yang dinilai masih banyak ketimpangan. Said Aqil tidak menjelaskan apa saja yang mereka bicarakan selain masalah ketimpangan.

Hari sebelumnya, Prabowo-Sandiaga Uno bertandang ke Kantor PP Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan enam pesan usai dikunjungi pasangan itu. “Saya berpesan agar duet ini bisa tetap berpegang teguh pada Pancasila sebagai landasan negara,” kata Haidar.

Pada kesempatan itu, PP Muhammadiyah menyampaikan enam masukan tentang agenda strategis yang dapat menjadi bahan kebijakan pemerintah lima tahun ke depan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.

“Agama, Pancasila dan Kebudayaan luhur bangsa Indonesia harus menjadi pondasi nilai dan sumber inspirasi yang mendasar dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan strategis negara serta moral-spiritual bangsa,” kata Haedar.

Juga diingatkan, bila nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, pasangan ini mengingatkan jangan sampai terdapat kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar dan luhur yang hidup dalam jati diri bangsa Indonesia itu.

Selain itu harus menghindari primordialisme Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) yang dapat meruntuhkan keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa. “Kedua, menegakkan kedaulatan negara di bidang politik, ekonomi, dan budaya termasuk dalam pengelolaan SDA melalui kebijakan strategis dan mengutamakan hajat hidup bangsa.”

Haedar mengatakan, sedikitnya ada enam masukan yang diberikan Muhammadiyah untuk pasangan ini. “Kedatangan Prabowo-Sandiaga Uno silaturahmi kebangsaan yang berguna untuk demokrasi Indonesia. Namun, Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan keagamaan tidak berpolitik praktis karena menjadi tugas parpol yang berperan dalam proses kebangsaan, demikian Haedar Nashir. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *