SURABAYA, beritalima.com | Seperti diketahui, STAI Taruna Surabaya telah menyelenggarakan webinar internasional pada Oktober lalu dengan mendatangkan ilmuwan beberapa negara, yaitu Maroko, Mesir, Nigeria, India, Sri Langka, dan Pakistan. Sedangkan pada Jum’at (13/11), perguruan tinggi yang diketuai Drs. H. Sumiadji Asy’ari, MM., mantan Kandepag Kota Surabaya tersebut, menyelenggarakan webinar nasional sekaligus ijazah Dalailul Khairat. Sedangkan pada Webinar Nasional, kerjasama dilangsungkan dengan LKH STAI Syaikhona Kholil.
“Webinar ini mengambil tema Wanita Tangguh, Benteng Kesejahteraan Bangsa. Tema wanita penting karena memang tonggak bangsa, sesuai hadis yang artinya, bahwa wanita adalah tiang suatu negara, apabila wanitanya baik maka negara akan baik dan apabila wanita rusak maka negara pun akan rusak. Kemudian, setelah webinar, peserta akan mendapatkan ijazah Dalailul Khairat dari KH Ali Ghafir, pengasuh PP Yalkhalqi yang sekaligus dosen Syaikhona Kholil”, jelas Dr. Nasiri Abadi, panitia, sekaligus ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAI Taruna Surabaya yang telah meraih Visiting Profesor di Akhwayan University.
Dalam webinar tersebut, beberapa pembicara yang hadir, yaitu KH Nasikh, anggota DPRD Jatim yang juga pengasuh PP Syaikhona Kholil Bangkalan, Dr. Fathurrahman M.Ag, KH. Ahmad Sahal pengasuh PP Al Masykuriyah, KH Anas Mas’udi pengasuh PP Nurul Khoir, Dr. Lia Istifhama, serta Santi Fauziyah, M.Pdi yang merupakan wakil ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jatim.
Lia Istifhama yang baru saja masuk dalam 100 tokoh muda nasional versi APN dan 22 tokoh muda NU inspiratif Jatim versi FJN, menjelaskan keterkaitan amalan sholawat sebagai spirit agama untuk membentuk ketangguhan diri.
“Secara rasionalitas, yaitu logika berpikir, bahwa nilai-nilai agama, seperti amalan sholawat dan sebagainya, merupakan salah satu spirit untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam kehidupan nyata, melakukan sebuah amalan, adalah penempaan diri untuk tetap istiqomah, sabar, dan tekun dalam prosesnya. Semua proses tersebut, tatkala berhasil dilalui, maka itulah yang disebut ketangguhan. Sebuah bentuk resiliensi telah didapat tatkala segala rintangan dalam menjalankan amalan ‘ubudiyah tersebut, telah dilalui. Selanjutnya, akan ada sebuah internalized value, yaitu penanaman keyakinan diri bahwa kesuksesan akan didapat setelah proses. Berbicara kesuksesan, wanita merupakan potret Tangguh karena berhasil menjalankan peran ganda, yaitu sektor domestik dan publik”.
Webinar tersebut cukup gayeng mengingat ada pertanyaan tentang poligami dari salah seorang peserta, yaitu Yudik, yang menanyakan bahwa lebih tangguh mana wanita yang diplogami atau yang tidak? Sedangkan Lia sebagai salah satu narasumber yang menjawab, tidak menampik bahwa wanita yang dipoligami merupakan sosok yang sangat tangguh. Namun Lia juga mengingatkan bahwa keputusan dalam berumah tangga, harus mempertimbangkan segala aspek, termasuk beban finansial.
Di akhir webinar, KH Ghafir yang merupakan salah satu peng-amal Dalailul Khairat, menjelasan bahwa almarhumah istrinya pernah mengamalkan amalan tersebut dan tak lama kemudian, mimpi didatangi oleh Rasulullah SAW. (red)