“Sigofi Hohu” Ritual Basuh Kaki Ibu di Event Festival Teluk Jailolo

  • Whatsapp

JAILOLO,beritalima.com-Ritual mengelus lembut sepasang kaki wanita paruh baya sambil Membasahinya (Sigofi Hohu) adalah ritual birata masyarakat Lolos Halmahera Barat (Halbar)  yang masih terbawah Sampai Saat ini.

Ritual cuci kaki Ibu atau dalam bahasa lokalnya disebut “sigofi hohu” yang dilakoni puluhan anak wanita dengan sang ibu.

Bertempat di area FTJ (Festival Teluk Jailolo), di Jailolo, Halmahera Barat, dalam rangkaian acara memeriahkan satu dekade FTJ, rabu (2/5) pagi.

Dalam ritual tersebut Ada beberapa media yang di gunakan dintaranya air, rumput alang-alang, rumput cinga dan gong kecil.

Air memiliki makna sumber kehidupan, Rumput alang-alang menyimbolkan saling berharap, rumput cinga, atau cinga artinya saling mengingat satu sama lain.

Bahan-bahan tersebut diletakkan dalam wadah bernama gong kecil atau piring kecil.

Gong kecil atau piring kecil dibunyikan dengan cara di ketuk, yang menghasilkan bunyi yang bermakna mengingatkan.

Saat prosesi sigofi hohu berlangsung, seseorang melantumkan dola bololo atau syair sastra lisan, mengiringi prosesi berlangsung.

Dola bololo atau syair sastra lisan tersebut menyampaikan pesan-pesan moral kepada sang anak  menghormati orang tua, agar sukses dan selamat dunia akhirat yang merupakan hakikat hidup manusia.

Martina Geovana Kau, salah satu peserta ritual sigofi hohu, yang ditemui usai ritual mengatakan, sangat terharu saat melakukan atrter sebut.

Sebab, belum pernah dia membasuh kaki ibunya, meski ia tahu bahwa cara menghormati orang tua tidak harus mencuci kaki ibu.

“Terharu, apalagi pesan-pesan dola bololo juga sangat menyentuh,” ungkap siswi kelas sembilan SMP Kristen Idam Gamlamo, Halmahera Barat ini.

Ritual sigofi hohu atau ritual bash kaki ini masih dipraktikkan masyarakat Halmahera Barat, terutama warga Loloda.

Ritual tradisi ini biasanya berlangsung diacara kawinan, atau menjemput tamu yang baru pertama kali berkunjung di Halmahera Barat bahkan bagi warga Loloda ritual ini melambangkan cintah kasih sayang antara anak dengan orang tua.

Usai ritual sigofi hohu, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah SD dan SMP ini menarikan tarian theme song FTJ atau disebut goyang Jailolo.

Theme song FTJ adalah tarian kolosal yang ditarikam secara masal hasil kreasi dari beberapa tarian lokal seperti lalayon, dana-dana, tide-tide dan legu salai.

Tarian masal ini melibatkan 500an siswa-siswi SD dan SMP se Jailolo, Sahu dan Sahu Timur.(ay)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *