SAMOSIR – Sejumlah kaum perempuan mengaku sangat kagum dengan program perayaan Hari Kartini yang dilaksanakan Sihar Sitorus dan dikaitkan dengan perayaan Hari Bumi Sedunia yang digelar di Samosir. Mereka mengaku bahwa penghargaan Sihar terhadap pahlawan emansipasi wanita dan dikaitkan dengan peringatan hari lingkungan merupakan sesuatu yang unik dan pantas mendapat nilai lebih.
Salah satu dari kaum perempuan yang mengikuti perayaan Hari Bumi di Samosir yang dilaksanakan Sihar Sitorus adalah Mona Simatupang (55). Ibu yang sudah melewati usia lebih dari setengah abad tersebut mengaku bahwa pelaksanaan berbagai acara di Batu Hobon yang dirangkai dengan sejumlah hari-hari bersejarah merupakan hal yang istimewa. Khususnya bagi mereka kaum perempuan yang diajak untuk merayakan Hari Kartini dengan terlibat langsung untuk pelestarian alam.
“Jadi perayaan Hari Kartini, kita laksanakan dengan program keterlibatan kaum perempuan dalam menjaga lingkungan. Hal ini menarik dan sangat istimewa. Sebab Sihar memberikan berbagai pesan dalam pengembangan kehidupan yang lebih baik,” terangnya, Minggu (22/4/018) di Samosir.
Senada dengannya, Rita Juliana Situmorang (47), juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya aktivitas Sihar selama melakukan wisata di alam bebas dan melakukan kampanye pelestarian lingkungan untuk mendukung Geopark Kaldera Toba sangat istimewa. Sebab Sihar mengajak warga untuk memahami bagaimana para pendahulu untuk memperjuangkan kelanjutan hidup. Baik dari segi pelestarian alam dan kebersahabatan dengan alam, serta bagaimana seorang perempuan harus bangkit untuk kemajuan bersama. “Dari aspek budaya, alam dan lingkungan. Bahkan Sihar juga mengajak kita untuk ikut menghijaukan alam kembali dan menjaga lingkungan,” paprnya.
Di sisi lain, kebersamaan Sihar dengan sejumlah peserta wisata alam bebas juga hal yang menarik perhatian. Karena Sihar menyatu dengan seluruh peserta dari berbagai komunitas yang mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan mereka tidak menyangka bahwa Sihar juga tidur di tenda kemah sama dengan peserta lainnya. “Kita melihat itu nyata, dia merakyat dan menyatu bersama warga. Bahkan dia bangun mendahului matahari menanam pohon kemudian melanjutkan aktifitasnya,” ujar peserta lainnya, Purnama Sihite (45).(bcl comm)