KUPANG, beritalima.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menerapkan dua metode pembelajaran di era normal baru (new normal), yakni sistem dalam jaringan (daring) dan luring (luar jaringan).
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Kupang, Dra. Yeftasina M. A. Nitti, kepada wartawan Berita Lima di Kupang, Kamis (23/7/2020).
Dia mengatakan, bagi murid yang mempunyai Handphone Android mengikuti proses pembelajaran secara dalam jaringan (daring).
Sedangkan bagi murid yang tidak mempunyai Handphone Android, kata Yeftasina, pihak sekolah menyiapkan Tablet Android sebanyak 10 unit untuk dibagikan kepada wali kelas.
Kemudian wali kelas mendata murid yang rumah berdekatan, yakni lima – hingga enam orang satu kelompok untuk menggunakan tablet tersebut dalam proses belajar mengajar.
Dijelaskan Yeftasina Nitti, pengadaan 10 Tablet Android itu diambil dari dana biaya operasional sekolah (BOS), juga termasuk bantuan pulsa data kepada murid yang mempunyai Handphone Android masing – masing sebesar Rp50.000 /bulan.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Murni Pallawagau, S.Pi., M.Pd., menambahkan, karena Kota Kupang masih zona merah maka tidak ada tatap muka di sekolah, tetapi guru – gurunya tetap ke sekolah untuk mengajar melalui daring. Semua proses pembelajaran dilakukan dari sekolah.
“Jadi kita sudah lakukan rapat dengan orang tua murid, dan sesuai dengan juknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT dan surat edaran dari Gubernur NTT, kita menerapkan sistem daring dan luring. Jadi kita mendata anak – anak yang mempunyai HP Android dibuat emailnya, karena pembelajaran yang diterapkan untuk daring adalah google Class Room dan google Drive,” ungkapnya.
“Tetapi ada mata pelajaran dan materi tertentu, misalnya seperti pelayaran datar yang harus melihat peta dan menggambar itu dilakukan secara shift. Yang teknisnya diatur oleh guru – guru mata pelajaran, dan anak – anak yang datang ke sekolah tidak lebih 10 orang, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan” kata dia menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)