SUMENEP, beritalima.com| Desakan aktifis PMII kepada bupati Achmad Fauzi untuk mencopot Agus Dwi Saputra sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Madura, Jawa Timur menuai proses beragam dari kalangan legislator
Ada wakil rakyat yang mendukung aktifis karena dinilai tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin Disdik. Apalagi, saat didemo kali pertama, kadisdik tidak bisa menjawab jumlah SD yang ada di Kabupaten ujung Timur Pulau Madura ini.
Sehingga, dianggap memalukan. Bahkan, penguasaan data terhadap lembaga pendidikan dinilai sangat lemah. Salah satunya ini disampaikan anggota komisi IV K. Sami’oeddin usai demo yang digelar ke disdik Sumenep pertama kali oleh aktifis PMII.
Namun, anggota legislator lain H. Latib mengaku jika tuntutan mundur itu belum saatnya disampaikan kepada kepala Disdik yang baru menjabat seumur jagung sangat tidak etis. Alasannya, kadisdik itu belum bekerja.
“Apa indikatornya kadisdik tidak layak, kan belum bekerja, tapi sudah diminta mundur. Jelas itu tuntutan yang tidak masuk akal,” katanya kepada wartawan.
Menurutnya, aktifis atau elemen lain untuk selalu bersabar menunggu kinerja dari kadisdik ini. Beri ruang bekerja terlebih dahulu, baru bisa melakukan penilaian kepada kadisdik. “Jadi, bagaimana bisa menilai jika belum bekerja. Apalagi, sampai bilang tidak mampu,” ucapnya.
Kalau saat ini, terang dia, sudah dilakukan penilaian berarti dilakukan secara subjektif, tidak objektif. Pada akhirnya bisa mengarah kepada like and dislike. “Jadi, kalau subjektif bermuara kepada suka dan tidak suka kepada kepala disdik. Jelas ini bukan pada penilaian objektif,” tuturnya.
Bukan basic pendidikan?, Anggota Badan Anggaran (Banggar) ini mengungkapkan, kadis itu adalah top manajemen, yang memanaje dan memobilisir jalannya roda organisasi. “Jadi, itu berkaitan dengan manajeral. Makanya, kita lihat ke depan seperti apa kinerjanya,” ucapnya dengan serius.
Politisi dengan penampilan nyentrik ini mengungkapkan, jika masalah itu berkaitan dengan tidak pahamnya jumlah SD, tentu saja itu hal wajar. Sebab, kala itu baru menjabat dan menduduki kursi kadisdik.
“Jadi, jangan menilai orang terlalu dini. Lihat saja kinerjanya seperti apa, baru bisa berkomentar dan mengevalusi. Beri ruang untuk bekerja dengan baik di Dinas Pendidikan ini. Bersabar dulu, baru melakukan evaluasi,” ungkapnya.
Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra dua kali digoyang demo oleh aktifis PMII. Sebelumnya, aktifis mengacu kecewa lantara tak mampu menyebut jumlah SD. Dan pada demo kedua, sempat muncul pernyataan agar bupati agar mencopot kadisdik.
(**)