Soal Penyekatan di Suramadu, Sekjen MADAS: Bukan Diskriminasi, Justru Pemkot Peduli dan Membantu Kita!

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Sekretaris Jenderal Madura Asli (MADAS) Sulaiman Darwis menentang dan membantah sejumlah tudingan miring tentang penyekatan di Suramadu bentuk diskriminasi kepada warga Madura. Menurutnya, penyekatan di Suramadu sisi Surabaya ini merupakan bentuk kepedulian dari Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap warga Madura yang ada di Surabaya.

“Justru penyekatan ini untuk membantu warga Madura yang ada di Surabaya. Justru penyekatan ini adalah antisipasi penyebaran Covid-19 dari Kabupaten Bangkalan. Jadi, buat warga Bangkalan khusus warga Madura, saya tegaskan bahwa penyekatan ini adalah bentuk kepedulian Pemkot Surabaya untuk warga Madura, bukan berarti diskriminasi, tapi Surabaya peduli kepada sesama,” tegas Sulaiman Darwin saat memantau penyekatan di Suramadu, Rabu (16/6/2021).

Sulaiman mengaku berani mengatakan seperti itu karena dia bersama teman-temannya dari Ormas MADAS, selalu hadir di penyekatan itu setiap hari dengan dipiket. Tujuannya tidak lain adalah untuk membantu jajaran Pemkot Surabaya dalam melakukan penyekatan dan tes. Sebab, dia khawatir ada warga Madura yang emosi saat hendak dites.

“Makanya, kami hadir di sini untuk membantu, mungkin ada yang agak emosi untuk dites, kita akan hadapi dengan persuasif dengan Bahasa Madura kita. Jadi, sekali lagi saya pastikan bahwa wali kota dan jajaran pemkot hadir di penyekatan ini justru untuk membantu dalam pencegahan virus Covid-19 dari Bangkalan. Kalau sudah dites kan nanti bisa diketahui, oh ini sehat, oh ini gak sehat, sehingga enak nanti bisa dibantu pengobatannya,” tegasnya.

Selain itu, Sulaiman juga mengaku sudah menelusuri sebuah pamflet yang berisi seruan aksi yang akan digelar besok di Pemkot Surabaya dan Polda Jatim. Menurutnya, pamflet itu dikoordinatori oleh Bob Hasan, dia pun tidak tahu Bob Hasan itu dari komunitas atau ormas Madura apa. “Saya takutnya ini hanya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Yang pasti, kami dari Ormas MADAS mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemkot Surabaya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara memastikan bahwa kebijakan untuk melakukan penyekatan dan tes antigen di Suramadu itu merupakan keputusan bersama antara Gubernur Jawa Timur, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Bupati Bangkalan, dan Wali Kota Surabaya.

“Jadi, ketika ada lonjakan kasus di Bangkalan beberapa waktu lalu, Forkopimda Jatim langsung tanggap melakukan langkah-langkah antisipasi, termasuk menggelar rapat dengan Forkopimda Surabaya dan Bangkalan. Nah, dalam rapat itu diputuskanlah bahwa harus ada penyekatan dan tes antigen di Suramadu dan Bangkalan. Makanya, pemkot melakukan penyekatan di Suramadu sisi Surabaya itu. Sekali lagi, ini keputusan bersama dengan Forkopimda Jatim, bukan kebijakan pemkot saja,” tegas Febri di ruang kerjanya.

Awalnya, lanjut dia, penyekatan itu dilakukan secara acak dan hanya dilakukan bagi warga yang beralamat di tiga kecamatan yang saat itu lockdown, yaitu Kecamatan Bangkalan, Kecamatan Klampis dan Kecamatan Arosbaya. Namun, ternyata ditemukan pengendara yang positif dan berasal dari luar tiga kecamatan tersebut. Akhirnya, pada Minggu (6/6/2021), Wali Kota Surabaya yang saat itu memimpin langsung penyekatan itu menghubungi dan melaporkan kepada Gubernur Jatim, Pangdam dan Kapolda, serta Bupati Bangkalan.

“Forkopimda Jatim pun meminta Pemkot Surabaya untuk melakukan penyekatan semua pengendara yang akan masuk ke Surabaya, dan semua pengendara harus dilakukan tes. Kita sebagai pemerintah di bawah pemprov, menjalankan instruksi tersebut, kita berhentikan semuanya dan tes semua,” tegasnya.

Oleh karena itu, Febri memastikan bahwa semua proses penyekatan yang dilakukan di Suramadu itu sudah sesuai dengan arahan dan permintaan Gubernur Jatim, Kapolda Jatim, dan Pangdam V Brawijaya. Bahkan, proses penyekatan di Suramadu itu sudah diapresiasi oleh Menkes dan juga BNPB, sehingga dia menepis kalau ada diskriminasi terhadap warga Madura di penyekatan Suramadu itu.

“Ini langkah antisipasi kita bersama, ini demi keamanan dan demi melindungi warga, sehingga apabila diketahui ada yang positif Covid-19, dia bisa kita rawat bersama dan jelas difasilitasi oleh pemerintah. Tes ini juga untuk mengetahui sebaran Covid-19 itu, dan yang paling penting dapat mempermudah petugas dalam melakukan tracing, sehingga bisa lebih cepat dilakukan pencegahannya,” kata dia.

Seharusnya, lanjut dia, warga Surabaya dan warga Madura sama-sama mendukung langkah ini, supaya tidak ada lonjakan kasus Covid-19, baik di Surabaya maupun di Bangkalan Madura. Apalagi beberapa waktu lalu, perwakilan Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), sudah mengapresiasi dan mendukung penyekatan ini. “Jadi, ayo kita bersama-sama mendukung penyekatan dan tes antigen di Suramadu demi mengantisipasi penyebaran Covid-19, yang nyata adanya,” pungkasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait