“Songotelu Sakduluran Saklawwase” Bareng Polo, Tessy dan Tarzan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Pujian dari para para guru SMA Negeri 5 Surabaya baik yang sudah pensiun dan masih aktif dialamatkan kepada alumni Smalabaya angkatan 93 yang telah beberapa pecan ini menggelar kegiatannya di lingkungan sekolah. Pujian itu mungkin layak diberikan pasalnya rangkaian kegiatan Reuni Perak Smalabaya Angkatan 93 yang digelar oleh alumnus SMA Negeri 5 Surabaya angkatan 93 ini disebut-sebut sebagai “reuni terbaik” sepanjang sejarah yang digelar alumnus di lingkungan sekolah. Hal ini disampaikan Sukirin Wikanto, M.Pd, Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 5 Surabaya di tengah pelaksanaan reuni.

Menurut Liem Sonny Hindarto, ketua I reuni, pendapat tersebut disampaikan mungkin karena kegiatan reuni ini dikemas sedemikian rupa sehingga sangat berbeda. Sebab tak hanya sekadar kegiatan temu kangen sebagaimana reuni-reuni pada umumnya. Namun kegiatan diisi dengan rangkaian kegiatan charity, sport&gathering yang benar-benar dirasakan oleh guru/ karyawan akif dan tidak aktif, siswa dan sekolah juga para alumnus. Dijelaskannya, reuni sudah digelar di awal Oktober dengan charity/sosial bertajuk “Bhaktiku Untuk Guru.” Sasarannya adalah para guru dan karyawan yang purnabakti dan yang masih aktif berhak diikutkan pengobatan massal gratis.

Pada Minggu, 7 dan 14 Oktober, semua menjalani pemeriksaan darah lengkap, GDA, asam urat, kolesterol, trigliserida, papsmear, BMD (pemeriksaan massa tulang). Juga ada seminar kesehatan yang melibatkan dokter-dokter umum maupun spesialis yang merupakan alumnus angkatan 93 SMA Negeri 5 Surabaya sendiri. Acara ini berjalan sukses dan mendapat respon positif, terutama oleh guru/karyawan yang memang sangat membutuhkan pengobatan dan pelayanan keesehatan pada usia-usia senja.

Rangkaian reuni terus berlanjut dengan kegiatan lainnya, seperti sport/olahraga berupa pertandingan basket persahabatan dan senam aerobik bersama pada Jumat, 9 November 2018. Acara diawali dengan Donor Darah yang dilakukan bekerja sama dengan tim PMI Cabang Surabaya. Dilakukan di dalam van mobile milik PMI, donor darah diikuti 50 orang terdiri dari alumnus angkatan 93, siswa aktif, para guru, karyawan dan masyarakat umum lainnya. “Kegiatan ini kami pilih karena sangat terasa dampaknya secara langsung untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan darah yang kadang stoknya menipis di PMI,” katanya

Yang tak kalah pentingnya, di penghujung reuni Sabtu 10 November 2018 disuguhkan acara puncak berupa malam gathering dengan berbagai acara hiburan/entertaint. Ada penampilan dance dari Smala Dance Crew, paduan suara Gita Smala yang sudah mendulang prestasi nasional dan internasional, Smala Band, band alumni reborn seperti Phisixtwo, Green Tea Band dan DJ Performance. Termasuk Lomba Memorabilia antar kelas yang bertajuk “Kelaskoe Doloe.” Lomba ini cukup unik karena antarkelas menampilkan barang-barang langka dan bersejarah eks peninggalan alumnus sejak tahun 1993 yang masih ada hingga saat ini.

Yang juga ditunggu adalah bintang tamu utama di akhir acara, yaitu pertunjukan lawak Srimulat yang menghadirkan Tessy, Polo dan Tarzan. Menurut Liem, kehadiran tiga bintang Srimulat yang masih eksis itu untuk membuktikan bahwa pihaknya mendukung hiburan khas Suroboyo. “Ini sebagai bagian dari kepedulian angkatan 93 pada pelestarian budaya dan kesenian lokal asli Suroboyo. Untuk acara reuni, mereka sudah pasti bisa menghibur kami semua,” katanya.

Selain beragam kegiatan tersebut, alumnus 93 juga berkesempatan memberikan sedikit tali asih bagi sekolah berupa bantuan sarana sekolah, yang diwujudkan dalam bentuk bantuan pengadaan kursi untuk ruang aula. Bantuan ini yang merupakan hasil sumbangan gotong royong dari alumnus 93, sebagai bentuk cinta kasih kita pada almamater SMA Negeri 5 Surabaya. Ada juga pemberian beasiswa bagi adik-adik kelas yang dinilai berprestasi namun memiliki keterbatasan kemampuan secara ekonomi. “Dengan adanya bantuan ini diharapkan mampu memberikan semangat pada mereka untuk tetap terus berprestasi mengharumkan nama almamater SMA Negeri 5 Surabaya,” katanya.

Dengan melalui kegiatan Reuni 25 tahun yang bertajuk “Songotelu Sakduluran Saklawase” ini diharapkan akan semakin mempererat tali persaudaraan sesama alumni khususnya angkatan 93 dengan berbagai keberagamannya serta memberikan imej positif pada dunia pendidikan bahwa masih banyak karya-karya positif yang dihasilkan oleh putra-putri alumnus Smalabaya di tengah-tengah maraknya issu SARA dan anarkis yang bermunculan.

“Kesatuan dan keberagaman yang menjadi tag line khas acara kami sangat menyemangati acara ini. Itu tersirat dalam warna-warni logo Reuni Perak Smalabaya Angkatan 93,” tambah Rina Kurnia Handayani, humas reuni. Pihaknya berharap bahwa kegiatan pengabdian ini tak hanya berhenti di sini, namun terus akan berlanjut pada berbagai kegiatan-kegiatan positif lainnya baik dari angkatan 93 maupun dari angkatan-angkatan penerus Smalabaya selanjutnya. “Semoga kami bisa sakduluran saklawase, artinya bersaudara selamanya. Bravo Smalane, jayalah selalu!”, tandasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *