Sportivitas Merupakan Sikap Mental Kesatria

  • Whatsapp

beritalima.com | Dalam pemilihan Kepala Daerah serentak pastinya ada calon yang menang dan ada calon yang kalah. Hal itu sangat wajar dan manusiawi, karena pada hakekatnya pemilihan Kepala Daerah, bertujuan untuk menentukan kandidat yang benar-benar cakap, kredibel, dan mumpuni sebagai seorang pemimpin. Dengan terpilihnya pemimpin yang mumpuni, masyarakat merasa aspirasinya akan terwakili. Program-programnya bisa didaratkan dan dirasakan oleh warga masyarakat. Yang terpenting semua prosedur, tahapan proses pemilihan harus dijalankan dengan fair play. Sehingga calon yang menang atau kalah mau menerima dengan lapang dada, dan tidak menjadi ganjalan pendukungnya.

Maka dari itu sebelum proses pemilihan Kepala Daerah, musti dilaksanakan agenda kegiatan penandatanganan piagam kampanye damai. Dengan tujuan agar para kandidat, baik partai pengusung, dan simpatisan mau mematuhi tata tertib penyelenggara pemilu (baca: KPU).

Fair play dimaknakan sebagai bukan hanya unjuk perilaku. Ia menyatu dengan persoalan yang berkenaan dengan dihindarinya ulah kecurangan, main kekerasan (baik fisik maupun ungkapan kata-kata), menebar kebencian, dan money politic.

Sportivitas bisa diartikan sebagai bersifat kesatria, jujur, dan bijaksana.
Bertanding dengan sportif adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan perhubungan kemanusian yang akrab, hangat dan mesra. Jiwa sportif merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah kawan bertanding yang diikat oleh pesaudaraan dalam berkompetisi. Jadi sikap sportif merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat kesatria. Nilai sportivitas melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku. Sebagai konsep moral, sportivitas berisi penghargaan terhadap lawan serta harga diri yang berkaitan antara kedua belah pihak memandang lawan sebagai mitranya.

Dengan sifat sportivitas diharapkan semua kandidat yang akan berlaga dalam Pilkada serentak 2020 nanti mematuhi tata cara yang sudah disepakati bersama dan ditanda tangani. Tidak boleh ada yang curang, menyerang pribadi lawan, dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Hindarilah semua itu, teruslah berupaya, dan berjuang dengan bertumpu pada standar moralitas yang baik.

Sportivitas adalah suatu bentuk harga diri yang tercermin dari : (1) Kejujuran dan rasa keadilan; (2) Rasa hormat kepada lawan, baik dalam kekalahan maupun dalam kemenangan; (3) Sikap dan perbuatan kesatria, tanpa pamrih; (4) Sikap tegas dan berwibawa, apabila terjadi lawan tidak berbuat fair play; (5) Kerendahan hati dalam kemenangan, dan ketenangan pengendalian diri (legowo) dalam kekalahan.

Pemilihan Kepala Daerah yang diikuti oleh beberapa kandidat, pencapaian keunggulan bukan terjadi dengan sendirinya. Karena suatu kompetisi terjadi bila ada dua kandidat atau lebih yang bermain. Itu sebabnya kehadiran lawan mutlak diperlukan. Lawan adalah mitra, oleh karena itu sangat pantas jika memperlakukan lawan sama dengan mitra, menghormatinya sama dengan diri sendiri, karena tanpa lawan tidak ada permainan yang menghasilkan juara. Di sinilah keunikan dari sebuah kompetisi, saling menghormati, saling menghargai, saling menunjukan kualitas unggul hasil dari tempaan terprogram dalam waktu yang lama yang tidak lepas dari kaidah moral yang mengandung perjuangan fisik yang me­libatkan kecakapan, melihat momentum, dan semua aspek kualitas tim pemenangan. Kalah dan menang dalam kompetisi itu hal yang biasa, selama itu dilakukan dengan sportif.

Ada filisofi Jawa ” Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake “. Secara harfiah filosofi tersebut dapat diartikan kaya tanpa harta, memiliki kasaktian tanpa ilmu atau benda pusaka, menyerang tanpa bala pasukan, menang tanpa meremehkan. Penjabaran dari filosofi Jawa tersebut adalah; kaya yang dituju dalam hidup ini bukanlah pengumpulan harta benda dan uang semata. Tetapi kekayaan itu didapat karena kita mempunyai relasi yang banyak, teman yang baik dan saling membantu. Begitupun dengan kekuasaan tercipta karena citra dan wibawa, yang mana perkataan, ucapan membuat orang lain menghargainya. Mempunyai sikap berani, dalam menghadapi masalah, berani bertanggung jawab, walaupun yang lainnya lari dari masalah tersebut. Dan yang lebih penting mendapatkan kemenangan tanpa merendahkan orang lain, karena semua itu dilandasi oleh jiwa sportivitas yang tinggi. Karena tujuan dari kemenangan itu dilandasi dengan sikap-sikap kesatria, yaitu kemenangan yang jauh dari menggalalkan segala cara.

Semoga Pemilihan Kepala Daerah serentak yang akan dilaksanakan bulan September 2020 nanti berjalan dengan aman, damai, lancar, dan berkualitas. Sportivitas merupakan sikap mental kesatria. Bagaimana pendapat Anda.

Surabaya, 26 Agustus 2019

Cak Deky

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *