SSB Jurit FC Desa Iker-Iker Geger Harumkan Gresik, Sumbang Bibit Pesepak Bola Putra Asli Gresik Main di Klub Profesional

  • Whatsapp
Siswa SSB JFC bersama Kades Iker-iker Geger, Kristono, dan Pembina SSB saat mengukuti turnamen sepak bola.(*)

GRESIK,beritalima.com- Desa Iker iker Geger Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, Jawa Timur rupanya menyimpan banyak potensi tumbuhnya pesepak bola handal.

Melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) Jurit Football Club (JFC) sejumlah prestasi diraih ditingkat Kabupaten sampai mewakili ke tingkat Provinsi Jawa Timur.

SSB yang didirikan Pemdes bersama tokoh pecinta Sepak bola sejak 3 tahun lalu itu juga menyumbangkan pesepak bola junior U 15 ke beberapa klub profesional. Seperti Bhayangkara FC dan Persebaya yang SSB-nya mengikuti Elite Pro Academy (EPA).

EPA adalah sistem liga sepak bola kelompok usia muda yang dikelola dan diselenggarakan dan dikendalikan oleh PSSI.

Empat pemain yang direkrut Bhayangkara FC tersebut adalah Wildan, ichiko, habibi, raditya. Sedangkan yang direkrut Persebaya ada nama Farhan.

Kepala Desa Iker Iker Geger, Kristono yang juga sebagai penanggung jawab SSB tersebut mengaku bangga atas berbagai prestasi yang telah diraih. Karena di JFC tumbuh berbagai talenta muda yang menjadi bibit pemain profesional.

“Kalau tingkat Kabupaten, Jurit FC pernah juara satu kategori U 13. Kemudian mewakili Kabupaten Gresik ikut kompetisi di Provinsi Jawa Timur,” ujar Kades Kristono, Rabu (20/12/2023).

Bahkan di tahun 2023 ini salah satu didikan SSB, Renaldy Rizky Syahreza (12) berhasil lolos seleksi dari ribuan peserta untuk mengikuti kompetisi internasional Gothia Cup 2023 di Swedia pada 16-22 Juli 2023.

Namun dari prestasi yang cukup gemilang tersebut, Kades Kristino mengeluhkan minimnya dukungan bantuan fasilitas dari Pemerintah atau Persatuan Sepak Bola Nasional (PSSI). “Baik dari Pemkab maupun Pemerintah pusat belum pernah ngasih bantuan fasilitas latihan,” ujar Kristono.

SSB Jurit FC, hanya menggantungkan fasilitas lapangan dari Pemerintah Desa (Pemdes) setempat dan swadaya. Itu dirasa Kades, kurang maksimal untuk standart latihan.

“Saya berharap pemerintah memperhatikan dan memberikan fasilitas, karena mereka aset bangsa yang butuh diberikan fasilitas yang memadai untuk latihan,”pungkasnya.

Sementara itu pembina SSB JFC, Nur Rofik membenarkan jika fasilitas SSB Jurit FC sangat terbatas. “Terutama lapangannya masih belum standart. Tanahnya masih butuh diratakan. Kalau fasilitasnya sih ada loker roomnya,” jelasnya.

Selain itu, akses jalan masuk ke lapangan untuk latihan juga masih belum layak. Sejauh ini biaya perawatan fasilitas latihan kata Rofik hasil swadaya dan bantuan dari Pemdes setempat.

“Kita urunan, biasanya pak Kades juga menyumbang. Diambil dari uang pribadinya,” kata Rofik.

“Saat ini SSB Jurit FC melatih sebanyak 120 siswa dari berbagai kelompok umur muda,” sambung pria yang juga perangkat Desa setempat.(Ron)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait