Stakeholder Pendidikan dan Media Gresik Akan Deklarasi Sekolah Ramah Anak

  • Whatsapp

GRESIK – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik Jawa Timur berkolaborasi dengan Komunitas Wartawan Gresik (KWG) akan menggelar kegiatan dialog publik dengan tema ‘Ngobrol Asyik’ pendidikan.

Rencannya kegiatan yang akan dibuka s oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di GNI Kabupaten Gresik Jawa Timur digelar pada Senin 25 September 2023.

Para narasumber dijadwalkan hadir diantaranya Praktisi Pendidikan Isa Ansori, Budayawan M Thoha serta Ketua DPRD Gresik M Abdul Qodir.

Tak hanya dialog, kegiatan yang menghadirkan stakeholder pendidikan, kepala sekolah SD-SMP serta media ini akan melakukan deklarasi bersama sebagai upaya mendukung sekolah ramah anak.

Kepala Dispendik Gresik, S Hariyanto mengatakan, di momen hari aksara kali ini, pihaknya ingin literasi sekolah ramah anak terus diinformasikan ke masyarakat.

“Jadi kami bersama-sama ingin meminimalisir terjadinya kekerasan dan terus berupaya membuat sekolah ramah anak,” katanya, Minggu (24/9/2023)

Hariyanto menambahkan, dialog ini akan mengupas berbagai persoalan yang muncul. Tak hanya itu, dialog ini juga akan mencari solusi bersama problem akut dunia pendidikan, yakni kekerasan di sekolah.

“Kami berharap, nanti masyarakat teredukasi,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KWG Miftahul Arif menambahkan selain dialog pendidikan, kegiatan kolaborasi bersama dispendik ini akan ditambah dengan komitmen bersama anti bullying dan kekerasan.

“Ini merupakan upaya media dalam mendukung Nawa Karsa Pak Bupati Gresik dalam bidang pendidikan, sehingga nantinya sekolah ramah anak bisa diterapkan di seluruh sekolah,” ujarnya.

Miftahul menerangkan, banyaknya kejadian kekerasan baik verbal maupun nonverbal di sekolah ini menjadi perhatian bersama. Media, kata dia wajib memberikan literasi kepada masyarakat pentingnya sekolah ramah anak.

Jurnalis televisi nasional ini prihatin terhadap kasus kekerasan pendidikan. Yang terbaru, ada siswa yang menjadi korban kekerasan hingga mata kanan mengalami kebutaan. Ternyata, sebelumnya korban sering dibullying, bahkan dimintai uang.

“Nah, literasi terkait sekolah ramah anak ini sangat penting, dialog ini sebagai upaya kami dalam memberikan perhatian dan dukungan agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi, setidaknya bisa diminimalisir,” ujarnya.(*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait