Beritalima.com | Manusia pada akhirnya akan memilih pasangan masing masing yang akan mendampingi hidup mereka ke jenjang yang lebih serius. Namun , sebelum menentukan pasangan tersebut biasanya kita melakukan pendekatan dengan banyak pria atau wanita. Begitu pula denganku. Yah, aku dekat dengan seorang pria bernama Rahmat Anugrah. Dia adalah kekasihku yang aku anggap sebagai saudara laki laki, sahabat bahkan musuh buatku. Kehadirannya dihidupku tanpa di sengaja.
Bagiku dia adalah malaikat tanpa sayap. Saat dia bertemu denganku, dia akan selalu tersenyum. Dia selalu berusaha menghiburku dikala aku sedih, dia selalu sabar dengan sifatku yang pemarah, dia tak pernah marah saat aku melakukan kesalahan yang dilakukannya hanya menasihatiku, bahkan dia tak pernah malu saat aku mengeluarkan tingkah aneh di depannya ataupun di depan teman-temanku. Bersamanya aku merasa bahagia.
Pria ini benar benar tidak bisa pergi dalam hidupku. Walaupun aku sudah pernah meninggalkanya pada akhirnya aku kembali kepadanya. Aku tidak tahu apa yang membuat hubungan kami seperti itu. Namun, aku senang dapat menghabiskan waktu bersama kembali seperti waktu pertama kali berpacaran.
Dengan nya, aku sudah menghabiskan ribuan malam. Tidak ada yang berubah darinya. Dia masih sangat tahu tentangku dari hal terbesar sampai terkecil. Dia tetap menjadi malaikat buatku. Selalu ada dalam setiap keadaan yang kulalui, membantu memecahkan permasalahan hidupku, menemani aku mengerjakan tugas, menunggu aku pulang kuliah, mengingatkan agar tidak makan mie instan, memimpin doa saat ingin tidur dan masih banyak lagi.
Kami adalah pasangan LDR atau long Distance Relationship. Aku berkuliah di Jakarta sedangkan dia di Medan. Walaupun begitu komunikasi kami tetap lancar. Setiap malam kami akan berbicara lewat telepon seluler. Kami akan menceritakan aktivitas apa saja yang kami lakukan satu hari itu dan menceritakan setiap mimpi yang ingin kami raih. Dia selalu menunggu sampai aku bener benar tertidur dan membangunkanku saat pagi tiba.
Banyak hal yang sudah kita lalui untuk tetap dapat menjalin hubungan ini. Aku menyadari bahwa dia memilki perjuangan yang berat untuk tetap dapat menjadi kekasihku. Hal itu yang membuat aku menyukainya. Namun, aku jarang mengatakan padanya bahwa aku menyayangi dan ingin dia tetap ada disampingku. Itu karena aku tidak menyukai mengatakan hal tersebut.
Aku sangat beruntung bertemu denganmu. Berkatmu, aku dapat mencintai diriku sendiri, mampu menjadi seorang gadis yang dewasa dan mendapatkan pengalaman yang baru. Terima kasih sudah tetap berada di sampingku selama ini. Semoga tetap seperti itu untuk selamanya.
Agnes Yohana Simamora,
mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ)
