SUMENEP, beritalima.com|Kesenian dan budaya yang berada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak perlu dipertanyakan lagi dari segi modernisasi zaman. Semakin berkembang, kesenian yang ada di ujung timur Pulau Madura ini terus memiliki sorotan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Salah satunya Visit Sumenep 2019 yang memiliki 40 lebih program kerja. Diantaranya event Sumenep Spektakuler yang akan berlangsung pada Rabu (27/11/2019) malam. Kegiatan ini akan digelar sekitar pukul 19.30 WIB di Pendopo Agung Keraton Sumenep.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Drs. Carto, MM. mengatakan, kegiatan kesenian tersebut memang menjadi agenda tahunan menjelang penutupan akhir tahun.
“Hanya saja untuk tahun ini kemasan kesenian modern asli Sumenep ini ramah lingkungan,” kata dia, pada Selasa (26/11).
Carto menerangkan, Sumenep masih perlu mendalami arti sebuah kesenian yang hakiki, serta menjaga lestarinya budaya Sumenep yang saat ini telah mulai dikonsumsi masyarakat daerah luar Madura, khususnya di Kabupaten berjuluk Kota Keris itu.
“Sumenep rumah seni dan budaya. Dari itu kita sebenarnya ingin mengajak masyarakat asli putra daerah untuk menjaga budaya dan keseniannya sendiri,” ucap Carto.
Dia menilai, minimnya pengetahuan masyarakat Sumenep terkait kesenian asli daerahnya sendiri, membuat mantan Asisten Sekretaris Daerah (Setkab) Sumenep ini mengeluarkan gagasan baru, dalam merawat kesenian tradisional yang ada.
“Sejauh mana sih masyarakat mencintai kesenian Sumenep asli daerahnya sendiri. Nah, tujuan dari event ini tentu untuk mengembalikan gairah masyarakat untuk merawat budaya yang ada. Karena budaya dan seni itu sebagai penarik pariwisata,” terangnya, dengan penjelasan mengedukasi.
Secara konsep acara, Carto mengungkapkan, bahwa dalam acara itu, selain sederhana dan berbasis lesehan. Para pengrajin seni akan berjejer di sepanjang jalan menuju “Labang Mesem” Keraton Sumenep.
“Dari Labang Mesem, konsepnya nanti, setiap pojok tempat ada beberapa penampilan, tapi dengan cara lesehan. Sekaligus bisa jualan kuliner, intinya semua kesenian itu berjejer di pinggir jalan, dan pusatnya di tengah nanti,” paparnya menerangkan konsep acara.
Diketahui, acara tersebut akan menyuguhkan sebanyak 17 penampilan kesenian tradisional khas Sumenep, dengan budaya nenek moyang yang akan terdominasi dalam bentuk pelestariannya.
“Untuk penampilannya sebenarnya kan sebagai edukasi, dari penampilan 17 kesenian itu,” tutur dia mendetail.
Sementara dari 17 penampilan tersebut, diantaranya penampilan saronen, tari topeng, tari muang sangkal, tari gambu dan ludruk Sumenep. Kemudiam hadrah, shamman, kendang dumik, sandur, seni batik, karawitan, ojung, galundhang, macopat, musik tong tong dan kerajinan topeng.
“Setiap orang yang datang ke sini bisa belajar semua kesenian asli Sumenep pada malam itu. Kita akan menyajikan kepada mereka untuk perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) esok harinya, beserta Wisatawan Manca Negara (Wisman) yang berkunjung ke sini nanti, dan bisa bersama pak bupati,” jelasnya.
Selain itu, Disparbudpora juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam proses usahanya, dengan total anggaran mencapai 100 juta lebih.
(**)