JAKARTA, Beitalima.com– Masifnya pembangunan infrastruktur dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harusnya diikuti dengan pula dengan pembangunan kebudayaan.
Soalnya, jelas Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Patai Demokrat, Putu Supadma Rudana dalam keterangan rilisnya kepada awal media pekan ini, kebudayaan adalah bagian dari alat pertahanan dan pemersatu bangsa.
Selama ini, kata wakil rakyat dari Dapil Provinsi Bali tersebut, Pemerintah hanya fokus kepada infrastruktur, fokus kepada pembangunan ibu kota negara. “Keberpihakan yang banyak berhubungan dengan pembangunan pilar dan esensi kebudayaan belum maksimal,” kata Supadma.
Supadma yang sudah dua periode dipercaya menjadi wakil rakyat dari Pulau Dewata tersebut juga menyoroti rendahnya komitmen pemerintah dalam kebudayaan.
Dia bahkan menyebutkan ajaran Tri Sakti Bung Karno yakni berkepribadian dalam kebudayaan harus jadi landasan pemerintah dalam berbagai kebijakan.
“Berdaulat di bidang politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Nah tentu ini menjadi catatan bagi bangsa ke depan untuk mengawal, bukan hanya retorika,” tutur Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI ini.
Politisi yang periode lalu dipercaya di Komisi X DPR RI membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, budaya, parawisata dan ekonomi kreatif tersebut juga mengingtkan pemerintah agar pembangunan infrastruktur di daerah pemilihannnya (dapil) Bali tidak mengabaikan unsur kebudayaan.
Sebagai wakil rakyat, Supadma malah mendorong agar pariwisata Bali juga berfokus pada kearifan lokal budaya harus terus digelorakan. Karena Putu meyakini, kebudayaan adalah alat pemersatu bangsa yang harus dijaga kelesatariannya.
“Tidak hanya itu, budaya juga menentukan sikap, karakter dan perilaku para Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga sebuah negara akan menjadi besar tidak hanya infrastuktur, kebudayaan juga harus menjadi prioritas pembangunan.”
Esensinya, lanjut Supadma yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Masa Bakti 2014-2019 ini., adalah kecintaan terhadap kebudayaan untuk diteruskan pada generasi muda. “Harus ada komitmen pada pembangunan kebudayaan,” demikian Supadma. (akhir)