Surabaya Tidak Harus Dipimpin oleh Anak Muda

  • Whatsapp

beritalima.com | Tidak bisa dipungkiri bahwa tanggal 23 September 2020 akan ada 19 pemilihan kepala Daerah serentak di Jawa Timur, termasuk di Kota Surabaya. Dari hasil Pileg 17 April 2019 kemaren PDIP mendapat 15 kursi, PKB, Gerindra, Golkar, dan PKS 5 kursi. PSI, dan Demokrat 4 kursi, PAN, dan Nasdem 3 kursi, disusul PPP 1 kursi.

Dengan hasil yang tertera di atas bisa kita simpulkan bahwa, PDIP sebagai Partai pemenang yang meliliki suara terbanyak di Surabaya. Dengan 15 kursi PDIP bisa mengusung sendiri calon Walikota dan wakil Walikota Surabaya tahun 2020-2025 nanti.

Berbeda dengan PKB, Gerindra, Golkar, dan PKS, dan partai lain yang cuma mendapat kursi kurang dari 10 persen, mereka harus berkoalisi agar bisa mengusung calon Walikota dan wakil Walikotanya. Hal itu sesuai dengan peraturan KPU, yang menyebutkan 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara hasil pileg. Jika ada yang mau maju melalui jalur independen (baca : perseorangan), harus punya dukungan 6,5 persen dari jumlah penduduk Surabaya yg tersebar di lebih 50 persen jumlah kecamatan dengan melampirkan surat dukungan disertai e-KTP.

Menurut prediksi kami bahwa, Pilwali Surabaya 2020-2025 nanti maksimal akan diikuti oleh 4 kandidat, bisa juga 3, atau cuma 2 kandidat saja. Akan lebih berwarna jika ada 3 atau 4 calon yang maju, dan lebih seru jika ada 2 kandidat yang berlaga di Pilwali Surabaya 2020-2025.

Berikut ini daftar nama-nama yang akan maju sebagai Cawali, dan Cawawali kota Surabaya tahun 2020-2025, yang kami dapat dari beberapa sumber.

1. Whisnu Sakti Buana
2. Ery Cahyadi
3. Bayu Erlangga
4. Gus Hans
5. Armuji
6. Bambang Haryo
7. Fandi Utomo
8. Lia Istifhama
9. dr. Sukma
10. Basa Alim Tualeka
11. Sholeh
12. Samuel Teguh Santosa
13. Lucy Kurniasari
14. Vinsensius Awey
15. Jamhadi
16. Dhimas Anugrah
17. Maria Lucia Lindhajany
18. Dyah Katarina
19. Dwi Astuti
20. Ali Asyar

Semuanya masih ada peluang dan bisa masuk di bursa Pilwali Surabaya 2020-2025. Karena memang Pilwali Surabaya masih cair dan tidak ditentukan oleh calon dari kalangan anak muda saja. Kita tunggu saja tanggal mainnya, dan dinamika politik di kota Surabaya mendatang. Pada hakekatnya masyarakat Surabaya sudah melek dan matang dalam berdemokrasi. Mereka menjunjung tinggi figur atau track record calon pemimpinnya bukan melihat partai pengusung.

Penerus tongkat estafet Tri Rismaharini menurut kami diantara semua calon yang sudah masuk bursa Pilwali Surabaya belum ada yang memiliki elektabilitas tinggi. Semuanya masih imbang, dan punya peluang untuk menang. Tinggal bagaimana caranya mengemas personal branding supaya bisa mendapat simpati dan kepercayaan dari masyarakat. Yang jelas harus sering blusukan ke beberapa komunitas, silaturahmi ke tokoh masyarakat dan tokoh agama. Selain itu tergantung dari strategi partai pengusung dalam menentukan calon yang mau maju serta kesolidan tim pemenangan.

Supaya hasilnya bisa terukur maka libatkanlah lembaga survey yang kredibel, dan analisa data pemilih yang ada di TPS. Jangan melakukan aktivitas atau kegiatan yang terkesan pencitraan saja. Karena masyarakat Surabaya ingin program kerja nyata, visi misi yang bisa didaratkan, bukan yang masih diawang-awang.

Jika semua prosedur dan persyaratan tersebut sudah dilakukan, maka secara otomatis akan mengerek elektabilitas dan berdampak positif bagi seorang calon. Intinya Surabaya tidak harus dipimpin oleh anak muda yang minim pengalaman, tetapi lebih memerlukan seorang pemimpin yang mumpuni. Pemimpin yang mau bekerja besar, cepat mengeksekusi program-program yang ada, dan punya keahlian menegerial menata kota. Bagaima pendapat Anda?

Surabaya, 25 Agustus 2019

Cak Deky

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *