JAKARTA, beritalima.com| Vaksinasi COVID-19 untuk mengatasi pandemi telah dimulai yang ditandai dengan pemberian vaksin kepada Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama di indonesiayang mendapatkan vaksin.
Proses vaksinasi perdana dan seterusnya dijalankan sesuai dengan syarat-syarat medis dan standar badan kesehatan dunia WHO.
Penerima vaksin harus memenuhi beberapa persyaratan. “Mereka yang mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dari Sinovac harus memenuhi kondisi kesehatan yang telah ditetapkan.
Bagimereka yang tidak memenuhi syarat itu, maka tidak bisa mendapatkan suntikan atau ditunda,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan.
Selain itu, lanjutnya, setelah mendapat suntikan penerima vaksin diminta tidak langsung meninggalkan lokasi penyuntikan selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk melihat reaksi yang mungkin muncul setelah penerima vaksin disuntik. Dalam Petunjuk Teknis Kemenkes RI terkait syarat penerima vaksin COVID-19, berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi :
• Tidak memiliki penyakit yang terdapat dalam format skrining. Penyakit tersebut adalah, pernahm menderitaCOVID-19; mengalami gejala ISPA seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 harit terakhir sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah; jantung(gagal jantung/penyakit jantung koroner); Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren,v vaskulitis dan autoimun lainnya); penyakit ginjal kronis/sedang menjalanih hemodialysisdialysis peritoneal/transplantasi ginjal/sindroma nefrotik dengan kortikosteroid);R Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis; penyakit saluran pencernaan kronis; penyakit Hipertiroidhipotiroid karena autoimun; dan penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun, dan penerima produk darah/transfusi.
• Tidak sedang hamil atau menyusui.
• Tidak ada anggota keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam
perawatan karena penyakit COVID-19.
• Apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam (≥ 37,5
0C), vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan menderita COVID-19 dan
dilakukan skrining ulang pada saat kunjungan berikutnya.
• Apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil di atas atau sama dengan 140/90 maka vaksinasi tidak diberikan.
• Penderita Diabetes Melitus (DM) tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%
dapat diberikan vaksinasi.
• Untuk penderita HIV, bila angka CD4 <200 atau tidak diketahui maka vaksinasi tidak diberikan.
• Jika memiliki penyakit paru (asma, PPOK, TBC), vaksinasi ditunda sampai kondisi pasien terkontrol baik. Untuk Pasien TBC dalam pengobatan dapat diberikan vaksinasi, minimal setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis.
• Untuk penyakit lain yang tidak disebutkan dalam format skrining ini dapat berkonsultasi kepada
dokter ahli yang merawat. Disarankan saat mendatangi tempat layanan vaksinasi dapat membawa surat keterangan atau catatan medis dari dokter yang menangani selama ini.
• Tahap awal vaksinasi ini merupakan langkah tepat dan layak diapresiasi. Namun, dengan adanya vaksin ini jangan membuat lengah. Perlu diingat, perlu waktu untuk tubuh kita
membentuk antibodi (kekebalan) sehingga siapa pun yang sudah vaksinasi tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan (3M) sampai pandemi dinyatakan berakhir. Tetap pakai
masker yang benar, jaga jarak hindari kerumunan, dan rajin cuci tangan.
(**)