CIANJUR, beritalima.com – Warga Desa Sukabakti Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, Minggu (13/8/2017) beraktivitas seperti biasanya. Sekitar pukul 11.00 Wib, akibat tidak mampu menahan guyuran air hujan yang turun selama 24 jam, tebing di sebelah barat ambrol. Material longsor bergerak cepat, warga panik, jeritan minta tolong terdengar di mana – mana.
Anggota Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) Desa Sukabakti bergerak cepat. Mereka segera bertindak menyelamatkan warga. Korban terluka diberi pertolongan pertama sementara yang selamat dievakuasi ke tempat aman.
Selang beberapa waktu, Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Cianjur beserta tim Kesehatan Puskesmas Naringgul datang ke lokasi.
Peristiwa tersebut hanyalah simulasi uji coba S.O.P penanggulangan bencana tanah longsor di Desa Sukabakti Kecamatan Naringgul.
Hadir pada acara simulasi tersebut Wakil Ketua Komisi VIII DPRRI, H. Deding Ishak, SH, MH, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial RI Adhi Karyono, A.Ks, MAP, Perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Drs. H. Sumitra, MM, unsur Muspika Kecamatan Naringgul beserta undangan lainnya.
Pada kesempatan itu juga Dinas Sosial provinsi Jawa Barat menyerahkan bantuan peralatan berupa selimut woll 60 lembar, tenda keluarga 2015 sebanyak 1 unit, velbed 5 buah, tenda gulung 10 lembar, matras gulung 30 lembar, family Kit 10 paket, food ware 15 paket. Dalam keterangannya kepada awak media, DR. H. Deding Ishak, SH. MH mengatakan jika Pemerintah untuk menanggulangi bencana secara nasional menganggarkan Rp. 10 milyar. Angka tersebut lanjut Deding, masih jauh dari kata cukup.
Sementara Direktur PSKBA Kementerian Sosial RI ketika dimintai keterangannya menjelaskan jika Kabupaten Cianjur menempati ranking pertama secara nasional sebagai daerah potensi bencana.
Menurutnya Kabupaten Cianjur memiliki potensi bencana mulai dari longsor, pergerakan tanah bahkan tsunami.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur. Pria yang akrab dengan awak media itu menyebutkan jika keberadaan KSB diharapkan bisa memperkecil resiko bencana. “Meski begitu, kita sih berharap tidak terjadi bencana namun jika hal tersebut menimpa Desa Sukabakti, semua sudah siap”, pungkasnya.
Tokoh setempat dan salah seorang peserta pelatihan memberikan apresiasi kepada semua pihak dengan direalisasikannya aspirasi warga Desa Sukabakti tersebut. (Pathuroni Alprian)