Tak Ingin Ada Korban, Pemkot Madiun Gelar Rakor Cegah DBD dan Gagal Ginjal Akut

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Pemkot Madiun, Jawa Timur, terus mewasdai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk itu, berbabagi upaya terus dilakukan pemerintah Kota Madiun.

Setidaknya sudah ada 191 kasus dari Januari hingga Oktober lalu. Dua diantaranya tercatat meninggal dunia. Karenanya, rapat koordinasi (Rakor) Forkopimda pun digelar, Selasa 1 November 2022.

Bahkan rakor ini, dipimpin langsung Walikota Madiun, H. Maidi.

‘’DBD ini harus terus kita waspadai. Langkah antisipasi juga sudah kita lakukan. Salah satunya, dengan kerja bakti massal,’’ ucap H. Maidi.

Pemkot Madiun, memberikan anggaran sebesar Rp 9 juta per RW untuk giat bersih-bersih lingkungan. Hal itu terbukti cukup efisien menekan angka DBD. 191 kasus dari Januari hingga Oktober 2022 tersebut cukup sedikit dibanding daerah lain di Jawa Timur.

Kasus tertinggi ada di Kabupaten Malang dengan 600 kasus. Kedua ada di Ngawi dengan 529 kasus. Biarpun begitu, ada temuan kematian akibat DBD untuk Kota Madiun. Untuk itu, walikota mengajak masyarakat untuk waspada.

‘’Dinkes nanti bentuk tim untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan. Langkah-langkah ini kemudian dikolaborasikan dengan OPD terkait untuk dilaksanakan,’’ tandasnya.

Maidi menambahkan, pihaknya juga akan mempelajari tanaman yang bisa menghalau nyamuk. Bukan asal tanaman. Tetapi harus berdasar penelitian. Walikota juga akan memberikan bibit untuk dilakukan penanaman massal di permukiman penduduk.

Walikota menambahkan, langkah itu dilakukan agar lebih maksimal dalam upaya antisipasi penyakit akibat gigitan nyamuk.

‘’Prinsipnya semua upaya kita lakukan. Jangan sampai kasus meningkat. Apalagi, ini musim penghujan,’’ ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, dr Denik Wuryani, mengatakan, langkah pencegahan sudah dan akan terus dilakukan. Sosialisasi kepada masyarakat juga sudah dilakukan.

Denik menyebut, pihaknya juga menggandeng masyarakat untuk menjadi juru pemantau jentik (Jumantik). Hal itu penting untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.

‘’Juga ada pemeriksaan jentik berkala dari petugas. Masyarakat juga harus waspada. Selain 3M plus, penanganan kepada anak yang panas juga harus cepat. Jangan terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Maksimal dua hari panas harus segera diperiksakan,’’ pesan dr Denik.

Dalam rakor tersebut, juga mengemuka pembahasan terkait Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak.

Untuk Kota Madiun, memang belum pernah ada temuan kasus tersebut. Berbagai langkah pencegahan dilakukan. Salah satunya, dengan melakukan pemeriksaan apotek di Kota Madiun.

‘’Alhamdulillah belum ada dan jangan sampai ada ya. Kita sudah melakukan pemeriksaan kepada apotek-apotek dan memang mereka sangat patuh,’’ pungkasnya. (Kmf/editor Dibyo).

H. Maidi (atas) kanan.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait