Talk Show Pilkada Tuban, Pengamat : Setiajit Tampak Membawa Optimisme dan Lebih Memahami Permasalahan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Tiga Calon Bupati Tuban yaitu Khozanah Hidayati nomor urut satu, Aditya Halindra Faridzky nomor urut dua dan Setiajit nomor urut 3 tampil dalam acara Talk Show Menuju Pendopo ” Memilih Pemimpin Baru Kabupaten Tuban” di Stasiun JTV Surabaya. Senin ( 12/10/2020).

Pada sesi pertama, tiga Cabup diberi kesempatan untuk menyampaikan komitmennya Berkampanye dalam Pandemi Covid 19. Dan semua calon menyampaikan berkomitmennya mengikuti protokol kesehatan saat, saat turun ke masyarakat, melakukan pertemuan tatap muka terutama.

Pengamat Politik dari Accurate Research & Consulting Indonesia (ARC Indonesia), Baihaki Siraj, menjelaskan bila acara Talk Show tersebut sepintas biasa, karena dilaksankan di masa pandemi Covid 19. ” Jadi tanpa penonton juga,” tukas Baihaki.

Tapi kata Baihaki, itu bukan persoalan, yang terpenting adalah penyampaian pesan berupa visi misi, program dan pemaparan para Calon Bupati terkait beberapa problem yang disampaikan oleh pemandu acara dengan salah satunya berdasar apa yang disampaikan oleh perwakilan masyarakat Tuban yang diwawancara.

Ketika disinggung soal penyampaian gagasan tiga Calon Bupati pada acara tersebut, Baihaki membeberkan, bahwa dua Calon Bupati yaitu Lindra sama Bu Ana seakan tidak lepas dari bayang-bayang para pendahulunya.

” Sebenarnya Mas Lindra lumayan bagus, dengan program besarnya Mbangun Deso, Noto Kutho, hanya saja dia belum lepas dengan bayang-bayang Ibunya sebagai mantan Bupati. Itu terlihat sekali saat dia menyampaikan gagasannya yang ingin melanjutkan Ibunya. Melanjutkan programnya yang baik tidak masalah, hanya saja sebagai calon pemimpin dari kalangan pemuda harus tampil dengan gagasan originalnya,” beber Baihaki.

Sehingga terkesan, sedikit-sedikit masa kepemimpinan Ibunya. Misalnya yang menyampaikan kerinduan masyarakat pada pembangunan Infrastruktur dan SDM yang merata dan sebagainya. Dan dengan demikian sebenarnya juga seakan-akan menafikan kepemimpinan Bupati yang saat ini menjabat (KH. Fathul Huda).

Hampir sama juga dengan Bu Ana, yang satu sisi seakan-akan tidak ingin lepas dari Kepemimpinan Tuban yang saat ini, yang disampaikannya sudah baik, tapi sisi lain juga tidak bisa mengelak dan mengakui ketika dihadapkan pada fakta-fakta angka kemiskinan di Tuban. ” Mungkin kalau Bu Ana lebih kepada karena Bupati saat ini disusung PKB, bahkan Wabupnya Ketua PKB,” urainya.

Berbeda sekali dengan Bapat Setiajit, beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan lugas, seakan membawa optimisme masyarakat. Itu disebabkan, Setiajit lebih menguasai persoalan-persoalan masyarakat. Dan apa yang disampaikannya murni berangkat dari kemampuan dan pengalamannya dibirokrasi.

Sehingga dalam menjawab beberapa perosalan yang disampaikan sangat detail. Idenya juga sesuatu yang sangat aplikatif. Seperti saat menjawab persoalan pertanian, ia mencontohkan misalnya pentingnya ada BUMD yang mengurus soal pangan, kemudian pada bidang kesehatan, bagaimana semua Puskesmas di Tuban bisa memiliki Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk meningkatkan layanan kesehatan pada masyarakat.

Maka dari itu, modal pengalaman dan pengetahuan Calon itu sendiri sangat penting. Jadi kekuatan Calon itu ada dalam dirinya sendiri, bukan pada kekuatan bayang-bayang diluar dirinya sendiri. ” Sehingga saat menjadi Bupati bisa merdeka dalam merealisasikan Visi Misi dan Programnya, dan kalau kami liat itu ada di Pak Setiajit,” pungkas Baihaki. (red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait