( INTERFERON GAMMA RELEASE ASSAY )
Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Dahulu kala penderitaTBC Paru harus melalui pemeriksaan berlapis lapis mulai dari Test Sputum,
Foto Paru Paru dan Test Mantoux dan lain lain, sejalan perkembangan masa Test TBC Paru Paru hanya melalui test darah yang bernama IgRA ( Interferon Gamma Release Assay ) TBC paru paru merupakan penyakit infeksi yang paling sering ditemukan di Indonesia baik di desa atau di kota,seperti yang dialami seorang guru olahraga penampilan kurus kering dan sering batuk kering setelah berobat ke puskesmas lalu dirujuk ke rumah sakit ternyata sakit TBC paru, hal yang sama ayah Budi udah 70th belakang batuk tak berhenti setelah difoto paru ternyata TBC yang ditulari oleh supir lama yang mengindap TBC Paru udah lama dimana bentuk paru mengerut dan menciut.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ tubuh Pada tuberkulosis biasa, bakteri hanya menyerang paru.ketika bakteri menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, sendi kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi tersebut dinamakan dengan tuberkulosis ekstra paru.Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Pengobatan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melawan infeksi dan mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
TBC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia terutama negara sedang berkembang seperti Indonesia Pada tahun 2018, 10 juta orang terserang penyakit ini, dan 1,5 juta kehilangan nyawa akibat penyakit ini. 251.000 orang di antaranya adalahpenderita HIV/AIDS.
Menurut WHO Penyakit ini lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Lebih dari 95% kasus tuberkulosis terjadi di negara berkembang. Orang-orang yang memiliki sistem imun buruk serta kekurangan nutrisi lebih rentan terserang infeksi Mycobacterium tuberculosis. Namun, angka kejadian penyakit ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Sejak th 2000 -2018, diperkirakan sekitar 58 juta nyawa telah diselamatkan dengan pengobatan medis yang ada untuk mengatasi penyakit ini.TBC adalah penyakit yang dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.
Dalam rangka pengendalian kasus TBC di Indonesia, WHO dan Kementrian Kesehatan Subdit TB melakukan Kegiatan Piloting Software Sistem Informasi TB (SITB) pada tanggal 5-7 Agustus 2019. Untuk kegiatan ini, WHO memilih Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dan Jakarta Barat Provinsi DKI. (SITB) adalah aplikasi yang digunakan oleh semua pemangku kepentingan mulai dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Praktek Mandiri,Klinik
Laboratorium, Instalasi Farmasi,dll), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi dan Kementrian Kesehatan, untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus TB Sensitif, TB Resistan Obat, laboratorium dan logistik dalam satu platform yang terintegrasi.
Tuberkulosis bisa cukup sulit dideteksi karena bakteri dapat bersifat tidak aktif menginfeksi organ paru. Inilah mengapa, melakukan pemeriksaan TBC jadi hal penting untuk dilakukan, apalagi kalau kamu memiliki risiko tinggi tertular masalah kesehatan ini.
Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru atau disebut juga TB paru atau flek paru-paru. Namun, pada kasus tertentu, penyakit ini juga bisa menyerang organ atau jaringan tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, usus, kulit, selaput otak atau sistem saraf, dan tulang. TB yang menyerang organ selain paru-paru disebut TB ekstra paru.
Tuberkulosis atau TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab TB tersebut bisa menular melalui percikan dahak atau air liur saat pasien TB batuk atau bersin.
GEJALA UMUM TBC
Penderitanya bisa mengalami berbagai gejala, seperti
1. Batuk lebih dari 2 minggu
2. Batuk berdahak atau berdarah
3. Nafsu makan menurun
4. Penurunan berat badan
5. Demam, dan berkeringat saat malam hari
CARA PENULARAN
Penyakit TBC menular melalui udara. Ketika pengidap bersin atau batuk, ia akan mengeluarkan percikan dahak atau droplet yang telah terdapat bakteri penyebab tuberkulosis.Droplet ini memiliki ketahanan di udara hingga beberapa waktu. Ketika droplet terhirup oleh orang lain, bakteri selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang menghirup melalui saluran napas atas atau mulut.Tak sedikit orang telah mengalami paparan bakteri penyebab TBC yang tidak menunjukkan gejala. Ini berarti, bakteri penyebab TBC dalam kondisi tidak aktif.
Jenis pemeriksaan TBC yang dilakukan untuk menguatkan diagnosis.
1. TEST MANTOUX
Tes mantoux tuberculin skin atau disebut juga tes kulit, menjadi pemeriksaan medis yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi adanya tuberkulosis.Pemeriksaan TBC ini dilakukan dengan memasukkan cairan tuberkulin pada bagian bawah lengan melalui suntikan. Hasil diagnosis akan tuberkulosis bergantung pada ukuran benjolan. Semakin besar area tubuh yang mengalami pembengkakan karena suntikan, semakin besar pula potensi terinfeksi bakteri tuberkulosis.
“Berbagai jenis tes TB dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit tuberkulosis. Beragam jenis tes TB ini memiliki jenis sampel, cara pengambilan sampel, lamanya proses analisis, dan tingkat akurasi yang berbeda.
2. PEMERIKSAAN SPUTUM SECARA MIKROSKOPIS
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan dahak untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.Pemeriksaan dengan nama Sputum Smear Microscopy ini mungkin lebih dikenal dengan pemeriksaan BTA atau tes dahak.Potensi terjadinya penularan TBC ditentukan dari jumlah kuman yang muncul pada pemeriksaan sampel dahak. Semakin tinggi nilai derajat positif hasil pemeriksaan, semakin tinggi pengidap menularkan kondisi ini pada orang lain
3. RONTGEN PARU PARU
Pemeriksaan ini bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi paru-paru dan membantu mendeteksi adanya indikasi TBC. rontgen paru akan dilakukan apabila satu spesimen pemeriksaan dahak menunjukkan hasil yang positif, dan dua spesimen lain menunjukkan hasil negatif. Hasil abnormal menunjukkan bakteri penyebab tuberkulosis menginfeksi organ paru secara aktif.Berdasarkan ulasan yang dimuat dalam RadioGraphics, disebutkan bahwa hasil pemeriksaan rontgen yang abnormal terlihat dari munculnya bagian berwarna putih, dengan bentuk tak teratur pada organ paru.Bagian tersebut akan muncul sebagai bayangan dengan warna hitam pada hasil pemindaian. Bagian berwarna putih ini sebenarnya adalah lesi, kerusakan pada jaringan yang muncul karena infeksi.
4. PEMERIKSA TEST IgRA
The Interferon Gamma Release Assays atau IGRA adalah bentuk pemeriksaan TBC yang dilakukan dengan mengambil sampel darah.Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan guna mengetahui bagaimana imunitas tubuh memberikan respons terhadap bakteri yang menjadi penyebab tuberkulosis. Orang yang diduga terkena infeksi bakteri tuberkulosis ini disarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan TBC. Salah satu tes yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit TBC adalah tes darah yang disebut dengan interferon gamma release assay ( TEST IGRA)
IGRA bertujuan untuk melihat apakah bakteri tuberculosis ada di dalam tubuh atau tidak, dan tes ini alam tahap pemeriksaan TBC, tes ini dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik. Tes IGRA sebagai metode diagnosis TBC dapat dilakukan oleh siapa
Test IGRA (Interferon Gamma Release Assay) adalah uji laboratorium diagnostik in vitro cara enzyme-linked immunosorbent assay (ELISPOT) mengukur reaksi pembentukan interferon-γ dalam darah pasien dikaitkan dengan infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis (MTB).
Tes IGRA merupakan tes darah yang dilakukan untuk melihat keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis dalam tubuh seseorang. IGRA merupakan pemeriksaan lanjutan yang biasanya dilakukan setelah dokter mengenali adanya tanda-tanda yang dicurigai sebagai gejala khas TBC.
Test IGRA bertujuan untuk memeriksa interferon-gamma (IFN-g) di dalam tubuh. Interferon-gamma (IFN-g) adalah protein yang dihasilkan tubuh saat terinfeksi bakteri M. tuberculosis.
Menurut CDC pada tes IGRA diketahui bahwa sel darah putih seseorang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis akan melepaskan interferon-gamma (IFN-g) ketika bercampur dengan antigen.
Antigen sendiri adalah senyawa yang menghasilkan respons imun untuk melawan infeksi bakteri.
Apabila IFN-g terdeteksi melalui pemeriksaan ini, artinya kuman tuberkulosis ada dalam tubuh Anda. Dan sebelum menjalani tes IGRA, Dokter akan mengambil sampel darah, yang kemudian dicampurkan dengan antigen dan senyawa lainnya. Apabila seseorang disangka menderita penyakit TBC (baik TB paru maupun luar paru misalnya kelenjar limfe, tulang, otak) atau TB laten (LTBI) maka dapat dianjurkan untuk diperiksa dengan uji IGRA. Menurut CDC yang menjadi prioritas perlu diperiksa penyaring adalah
1. kelompok berisiko tinggi yaitu: tenaga kesehatan
2. Kelompok lansia (usia lanjut),
3. militer, pelajar, orang yang kontak dengan penderita TBC aktif
4. orang dengan penurunan daya tahan tubuh.
PEMBACAAN TEST IGRA :
1. Hasil positif menunjukkan amat mungkin ada infeksi TB (baik TBC aktif maupun LTBI).
2. Hasil negatif menunjukkan tidak sesuai dengan infeksi TB.
3. Hasil indeterminate memerlukan penilaian lebih lanjut atau uji ulangan
PENSEGAHAN
1. Jaga pola hidup sehat
2. Olahraga rutin dan rutin
3. melakukan Medical Check-Up
Demikian srlas info, semoga bermanfaat tentang makna pemeriksaan IGRA ini, terimakasih dan selalu jaga hidup sehat.
RobertoNews 1794 《29.4.24 (08.20)
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan