Tekan Harga Gas, Mulyanto Desak Pengelolaan dan Transportasi Lebih Efisien

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dr H Mulyanto M. Eng mendesak produsen dan transportasi gas agar pengelolaannya lebih efisien sehingga harga gas dalam negeri tidak semahal seperti saat ini.

“Memperpendek rantai usaha dan langkah-langkah good governance harus menjadi langkah pemerintah untuk menurunkan harga gas dalam negeri,” ungkap politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menjawab Beritalima.com, Rabu (9/1) terkait masih tingginya harga gas dalam negeri.

Dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp (WA), Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI tersebut mengtakan, ada atau tidaknya mafia gas, yang utama bagaimana caranya pemeintah mendesak manajemen perusahaan plat merah itu melakukan efesiensi.

Selain itu, jelas wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut, langkah lainnya yang tidak kalah pentingnya harus dilakukan pemerintah adalah meningkatkan Domestik Market Obligation (DMO) gas yang selama ini dinilai masih rendah.

Menurut laki-laki pemegang gelar Doctor of Engineering jebolan Tokyo Institute Technology (Tokodai) Jepang tersebut, jaminan pasokan serta distribusi juga sangat penting diperhatikan produsen karena keterlambatan pasokan dapat merembet ke masalah lain seperti terganggunya konsumen.
“Jadi, perlu dijaga stabilitas-kontinyuitas supplai sehingga harga dapat diturunkan.”

Menurut Mulyanto, kebijakan dasar tentang gas ini bukan sekedar sebagai ‘komoditas ekonomi’ tetapi utamanya sebagai sumber daya yang berperan strategis dalam mendorong jalannya roda pembangunan nasional.
Sebelumnta, Pemerintah mengusulkan tiga cara penurunan harga gas yakni pengurangan bagian negara dalam gross split, impor gas dan peningkatan DMO.

“Saya lebih cenderung mendesak produsen dan transportasi gas agar pengelolaannya lebih efisien dan memperpendek rantai usaha dan langkah-langkah good governance lainnya, agar harga dapatturun,” ungkap Mulyanto.

Pada kesempatan terpisah, Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti mengatakan, jika ada yang mengatakan mahalnya harga gas karena permainan mafia perlu ditelusuri. Meski demikian, dia beberapa kali menanyakan hal itu, baik dalam RDP dengan Direksi PT PGN maupun saat Kunjungan Kerja Spesifik ke PT Petrokimia Gresik belum lama ini.

Dikatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga gas, yakni wellhead price, transmition price dan distribution price. Dari ketiga faktor itu, menurut Dyah, yang membuat harga gas mahal berada di fase transmition.

Dalam fase ini, kata Wakil Rakyat dari Dapil Jawa Timur ini, pasokan gas ke melalui beberapa alat transportasi untuk sampai di titik distribusi ke end user atau consumer (pelanggan).

Biaya transportasi yang membuat harga gas mahal. Karena itu, yang perlu dijaga adalah sistem yang ditempuh dari hulu hingga hilir. “Disinilah peran DPR RI diperlukan sehingga proses itu lancar hingga harga gas tidak mahal di tingkat konsumen,” demikian Dyah Roro Esti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *