TRENGGALEK, beritalima.com –
Hingga memasuki minggu pertama bulan Ramadhan tahun 2024, harga beras di seluruh wilayah masih cukup mahal. Melihat dinamika itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek pun tak tinggal diam. Sejumlah langkah dilakukan oleh otoritas di Bumi Menaksopal demi menekan harga kebutuhan pokok di pasaran termasuk beras.
Diantaranya, dengan menggelar operasi pasar serta melakukan upaya strategis lain. Seperti, dengan menggandeng pengelola ritel modern lokal. Tujuan utamanya, agar mampu memperluas jangkauan distribusi beras bulog ke pada segala lapisan masyarakat.
Terkait hal dimaksud, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan jika pihaknya melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Komidag) telah diberikan delegasi agar memfasilitasi komunikasi antara Bulog dengan para pengusaha bidang ritel.
“Selain operasi pasar, Dinas Komidag juga telah memfasilitasi pertemuan antara pihak Bulog dengan para pengelola ritel modern lokal guna memperluas jangkauan distribusi,” ungkap bupati.
Menurut dia, ketika cakupan penyebaran mampu diperluas maka harga beras akan lebih stabil. Selain pula, melalui pemaksimalkan program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya. “Baik warga yang ada di daerah perkotaan maupun di desa-desa,” tandasnya.
Senada, Kepala Dinas Komidag Trenggalek, Saniran menambahkan, saat pengelola ritel dilibatkan sudah barang tentu jalur pemasaran beras terpangkas. Masyarakat dipelosok tidak lagi harus pergi ke pasar ataupun ke kota. Cukup berbelanja di titik jaringan ritel terdekat.
“Jadi untuk menekan laju harga beras ada yang lewat operasi pasar, kemudian kita perluas distribusinya lewat kerja sama dengan ritel itu,” kata Saniran.
Strategi tersebut dinilai cukup rasional dalam memeratakan distribusi beras SPHP kemasan 5 kilogram ke masyarakat. Didukung juga, ritel modern lokal saat sekarang semakin menjamur. Lewat kerjasama ini, pengusaha ritel modern lokal pun akan mendapat keuntungan dari penjualan beras SPHP.
“Dari Bulog, pedagang ritel modern lokal bisa membeli beras dengan harga Rp 10.200 perkilogram. Sedangkan beras tersebut bisa dijual dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 10.900 perkilogram,” jelas Saniran.
Selain legalitasnya jelas dan sudah terdata, sambung dia, pengawasan akan lebih mudah. Oleh sebab itu, kalau ada pengusaha ritel yang tertarik bermitra, bisa langsung ke kantor Dinas Komidag untuk disambungkan ke Bulog. “Jika ada yang berminat, langsung ke kantor Dinas Komidag Trenggalek untuk kemudian di fasilitasi bertemu pihak Bulog,” pungkasnya. (her)