SURABAYA – Dalam peringkat negara-negara dengan tingkat literasi paling tinggi di dunia, berdasarkan penelitian The World’s Most Literate Nation (WMLN), Indonesia berada di peringkat ke-60. Artinya minat baca di Indonesia masih rendah.
Data tersebut didukung oleh survei UNESCO yang menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia baru 0,0015. Artinya dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.
General Manager PT Telkom Indonesia (Persero) Witel Surabaya, Muhammad Nasrun Ihsan, memaparkan itu di acara Rembug Kreatif Pentahelix dengan tajuk “Menerka Literasi Di Era Digitalisasi”, di aula Perpustakaan Bank Indonesia Jalan Mayangkara No 6 Surabaya, Sabtu (17/9/2016).
Selain Nasrun, hadir sebagai pemateri dalam diskusi yang digelar Surabaya Creative City Forum (SCCF) bekerjasama dengan Bank Indonesia dan PT Telkom Indonesia (Persero) ini Muh Khoiri selaku Kepala Pusat Bahasa Unesa, Sirikit Syah (Direktur Sirikit School of Writer), dan Siti Asiyah Agustina dari Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya.
Disebutkan Nasrun, media baru dalam literasi ialah blog seperti WordPress, Blogger, jejaring sosial seperti LinkedIn, Goodreads, Facebook, Path, dan Instagram. Adapula jejaring sosial berbasis lokasi seperti Gowalla, Foursquare, dan facebook place, serta beberapa media digital lainnya.
Keuntungan digital literasi ini ialah menghemat waktu, belajar lebih cepat, bekerja di lingkungan sendiri, mencari data dan fakta tanpa khawatir, hemat biaya, lebih aman tanpa perlu pergi keluar daerah/negeri, selalu update, selalu terkoneksi, membuat keputusan tepat, dan dapat mempengaruhi seluruh dunia.
Telkom sendiri, kata Nasrun, punya peran penting dalam upaya penetrasi literasi digital. Yakni dengan meluncurkan Pustaka Digital (PaDi) di Jakarta pada 4 Mei 2016. PADI merupakan salah satu bentuk implementasi mewujudkan program BUMN ”Hadir Untuk Negeri” dan mendukung program Taman Baca Masyarakat dari Kemendikbud.
“PaDi adalah program implementasi Digital Learning Corner (taman baca digital) yang menyediakan kumpulan e-book gratis yang dapat diakses di lokasi Plasa Telkom dan Wifi Corner (Wico) Telkom melalui PC atau device yang disediakan di seluruh Indonesia. Itu dapat dinikmati gratis. Terdapat 1000 e-book gratis dari berbagai kategori, msialnya novel, sastra, majalah, buku sekolah,” jelas Nasrun.
Khusus di Surabaya, PaDi hadir di Plasa Dinoyo Surabaya, Wico Plasa Dinoyo, Plasa Telkom Rungkut Surabaya, Plasa Telkom Tandes, Plasa Telkom Garuda Surabaya, dan beberapa titik lainnya. “Mudahnya lagi PaDi bisa didownload via gadget,” kata Nasrun.
Nasrun menambahkan, peran PaDi sebagai CSR yaitu menambah wawasan masyarakat Indonesia, menciptakan budaya membaca di kalangan masyarakat sehingga minat baca bangsa Indonesia meningkat, mendorong perkembangan ekosistem edukasi di dunia digital, dan memberikan sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia.
Diperkirakan, seiring dengan pesatnya pertumbuhan internet di dunia maka akan menjadi trigger untuk peningkatan literasi di era digital masa depan.
Menurut Nasrun, pada tahun 2018, ada sekitar 3,6 miliar manusia di bumi akan mengakses internet, atau setidaknya sekali tiap satu bulan. Dari jumlah itu, 123 juta diantaranya berasal dari Indonesia.
“Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia masih 88,1 juta, penetrasi 34,9 juta,” kata Nasrun.
Terkait penggunanya, sebagian besar adalah ponsel yang tercatat 85%, lalu PC komputer 14%, Notebook 325, Tablet 13%.
Secara provinsi, jumlah pengguna internet di Sumatera 18,6 juta, Kalimantan 4,2 juta, Sulawesi 7,3 juta, Nusa Tenggara Papua dan Maluku 5,9 juta, Jawa Bali sebanyak 52 juta.
“Kami bersama-sama dengan pemerintah, komunitas, akademisi dan media, akan bersama-sama mewujudkan Surabaya sebagai kota literasi nomor 1 di dunia,” tegas Nasrun.
“Yang sudah dilakukan dari pihak lain dengan Permendikbud No 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Permendikbud itu diwujudkan dengan wajib membaca 15 menit sebelum waktu pembelajaran dimulai, khususnya bagi siswa SD, SMP, dan SMA,” tambahnya.
“Dan pemerintah Surabaya sudah menjalankan program “Surabaya Akseliterasi” dengan percepatan membudayakan membaca dan menulis. Perpustakaan yang sudah disediakan meliputi Taman Bacaan di 1.438 lokasi dengan 1.243 pustakawan,” pungkasnya. (Ganefo)
Teks Foto: GM PT Telkom Indonesia (Persero) Witel Surabaya, Muhammad Nasrun Ihsan, saat jadi narsum di diskusi bertajuk “Menerka Literasi Di Era Digitalisasi”, di aula Perpustakaan BI Jalan Mayangkara No 6 Surabaya, Sabtu (17/9/2016).