BANYUWANGI, beritalima.com – Fenomena kekurangan bahan baku pada saat pabrik gula mulai giling perdana dalam rangka produksi rupanya juga berimbas pada peran Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Banyuwangi.
Seharusnya APTRI bisa berperan aktif untuk menjadi salahsatu penyedia bahan baku tebu untuk pabrik gula Glenmore.
Sayangnya hal itu tidak terjadi di Banyuwangi yang pengurusnya sudah terbentuk 8 bulan yang lalu dan telah dilaunching serta diresmikan oleh Arum Sabil yang merupakan ketua umum APTRI di Hotel Surya.
Namun sayangnya dalam perjalanannya APTRI Banyuwangi dibawah kepemimpinan Sigit terkesan lemah sahwat dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Seperti yang diutarakan Tri Akbar yang merupakan sekretaris 2 APTRI Banyuwangi, Tri Akbar menyatakan jika Sigit selaku ketua kurang aktif dalam memberikan sosialisasi kepada para pengurus dan anggota, sehingga mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Seharusnya Sigit bisa menjembatani antara petani tebu rakyat dengan pihak pabrik agar mau menerima dan membeli tebu rakyat dengan harga yang sesuai sehingga tebu rakyat yang manis rasanya tidak pahit dirasakan petani yang menanmnya.
“Ya kalau ketuanya saja pasif gimana anggota pengurus yang lain mau aktif mas, sebenarnya saat pabrik gula membutuhkan bahan baku APTRI bisa menjadi jembatan terbaik antara petani tebu dengan pabrik”ujar Tri Akbar saat dikonfirmasi melalui ponselnya dengan nada datar.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya jika pabrik gula Glenmore harus sering terhenti kegiatan produksinya akibat kekurangan pasokan bahan baku. (Tim)