Terima Bantuan 4 Ribu Rapid Test BIN dan 2 Ribu dari BPBD Untuk Calon Mahasiswa

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Siswa-siswi SMA se-Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mulai melakukan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) serentak hari ini Minggu (5/7/2020).

Sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, UTBK 2020 kali ini digelar di tengah pandemi Covid-19. Syarat-syarat pemenuhan protokol kesehatan menjadi hal utama dalam pelaksanaanya. Bahkan di Surabaya, pemerintah kota mewajibkan peserta UTBK melakukan rapid test terlebih dahulu.

Ketua Tim Pelaksana UTBK 2020 sekaligus Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak, dalam keterangannya seusai memantau pelaksanaan UTBK di UNAIR dan seluruh Indonesia melalui daring menyatakan bahwa secara umum pelaksanaan UTBK 2020 berjalan lancar. Meski sebenarnya tahun 2020 ini begitu sulit dengan pertimbangan banyak hal, UTBK hari pertama secara keseluruhan berjalan baik. Termasuk terkait dengan masalah server dan jaringan.

”Berjalan semua, tadi sudah mengecek server juga sudah berjalan semua. Seratus persen sudah aktif. Ada beberapa kendala satu dua, tapi sudah bisa diatasi,” katanya.

”Ada beberapa laporan memang berbeda dari saat mencoba dan waktu ujian sekarang sehingga ada yang sedikit lemot dan sebagainya. Sekarang sudah kita atasi semuanya di seluruh Indonesia,” imbuhnya

Khusus untuk yang di UNAIR, tutur Prof Nasih, sempat terjadi kendala sebelum ujian. Banyak peserta dan pengantar datang terlalu pagi, sementara pintu gerbang di sejumlah lokasi belum dibuka. Karena itu, peserta dan pengantar terlihat ada penumpukan. Meski demikian, secara umum pelaksanaan di pusat UTBK UNAIR berjalan baik.

“Ada satu dua barangkali yang agak terlambat, tapi tetap bisa masuk karena masih pada batas toleransi,” tambahnya.

Prof. Nasih mengaku seusai menerima surat imbauan dari Pemerintah Kota Surabaya soal hasil rapid test sebagai syarat ujian, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Termasuk di antaranya dengan beberapa pemimpin daerah di Jawa Timur.

”Alhamdulliah beberapa pemimpin daerah langsung merespons. Mereka tidak mengirimkan rapid test-nya ke sini, tapi memberikan pelayanan langsung di lokasi masing-masing. Ada Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Kediri, Banyuwangi justru lebih awal. Dan, beberapa daerah lain,” ujarnya.

Mengingat, imbuh Prof Nasih, bagaimanapun pihaknya bertanggung jawab agar UTBK itu tetap berjalan dan bisa dilaksanakan dengan baik. Karena itu, tentu pihaknya harus men-support penuh dan kemudian mencari bermacam-macam sumber rapid test ke berbagai pihak. Misalnya berkoordinasi dengan PUSPAS UNAIR, rumah sakit,serta tentu dengan berbagai mitra lainnya.

”Kami berharap semoga nanti dapat di angka 20 ribu rapid test sehingga 60-70 persen peserta yang ada di UNAIR bisa dilayani dengan sebaik-baiknya. Ini pemeriksaanya gratis. Tapi, ya jangan semuanya ke sini, yang di daerah bisa memanfaatkan yang ada di daerah,” sebutnya.

”Tadi malam dapat bantuan dari BIN 4 ribu rapid test, ada lagi pagi ini dari BPBD Jawa Timur Alhamdulillah 2 ribu rapid test dan sejumlah APD, masker, hand sanitizer,” sambungnya.

Prof Nasih mengungkapkan bahwa jika berkaca pada hari pertama sesi pertama UTBK, pihaknya optimistis rapid test yang tersedia bisa mewadahi peserta UTBK. Dengan perhitungan pada sesi pertama di dua lokasi rapid test UNAIR, jumlah peserta rapid test 60 orang.

”Anggap saja sehari 200 orang, kita kemungkinan bisa melayani sampai akhir pelaksanaan UTBK ini berkaitan dengan rapid test,” jelasnya.

”Kami sangat bersyukur paling tidak yang sudah berkomitmen dan barangnya sudah di dekat-dekat sini sudah di angka 6500 rapid test 7000-an yang bisa kita manfaatkan,” tandasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab lokasi UTBK di Fakultas Farmasi UNAIR Prof. Dr. Dwi Setyawan, S.Si, M.Si, Apt., menyampaikan bahwa panitia juga menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta di ruang ujian. Di antaranya, masker, sarung tangan plastik, bolpoin, cairan disinfektan, dan hand sanitizer.

”Jadi, untuk berjaga-jaga, kami juga menyediakan masker, sarung tangan plastik. Jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi,” tukasnya.

Di sisi lain, Reza Camilia, salah seorang peserta UTBK asal Magetan, mengaku sangat panik mendengar syarat rapid test bagi peserta UTBK di Surabaya. Dia mengaku baru kemarin mengetahui syarat itu dari Talk Show IG yang digelar UNAIR bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

”Sempat panik, tahunya kemarin dari IG TV. Makanya, langsung ke sini mau rapid test,” ungkapnya di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Minggu pagi (5/7/2020).

Reza yang datang dengan ditemani kakaknya mangaku cukup lega bahwa di UNAIR disediakan rapid test gratis bagi peserta UTBK. Walau demikian, dia juga harus menerima tidak bisa melakukan rapid test hari ini Minggu (5/7/2020) meski sudah datang ke lokasi rapid test di ACC. Mengingat, sesuai prosedur, pemeriksaan rapid test bisa dilakukan sesuai jadwal ujiannya.

”Saya jadwal ujiannya besuk tanggal 6 Juli 2020 di kampus C sini. Jadi, besuk saya datang lebih awal lagi,” tuturnya. (yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait