SURABAYA, beritalima.com | Pesatnya perkembangan Jawa Timur mendapat atensi dari National University of Singapore (NUS). Sebanyak 5 mahasiswa dan mahasiswi Lee Kuan Yew, School of Public Policy NUS, mendatangi KADIN Institute, Selasa (3/12/2019) sore.
Kunjungan mereka diterima oleh Direktur Kadin Institute, Dr Ir Jamhadi MBA, di bawah kepemimpinan Ir H La Nyalla Mahmud Mattaliti. Kehadiran mahasiswa tersebut dalam rangka belajar dan mengetahui lebih lanjut tentang produktivitas, pariwisata, dan entrepreneur di Jawa Timur.
“Mereka ingin tahu lebih banyak tentang produktivitas, pariwisata, dan jumlah entrepeneur di Jawa Timur. Juga bagaimana Jawa Timur memiliki sarana dan infrastruktur dalam mendukung keberadaan pariwisata dan produktivitas penduduknya,” ujar Jamhadi di sela pertemuan dengan mahasiswa NUS.
Mahasiswa Lee Kuan Yew, School of Public Policy NUS yang berkunjung antara lain Alta Alonzi (Master in Public Policy Candidate 2019/2021), Deepakshi, Zhi Han, Rachel W, dan Kar Jooh.
Kepada mahasiswa NUS, Jamhadi secara gamblang menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki banyak potensi ekonomi dan objek pariwisata yang banyak dikunjungi turis asing.
Beberapa objek wisata itu diantaranya Gunung Bromo, Gunung Ijen, wisata pantai di Banyuwangi, di Pacitan, dan wisata pantai di Probolinggo. Selain itu ada wisata religi dan budaya seperti Trowulan di Mojokerto, ziarah Wali Songo di Surabaya, Tuban, Gresik. Juga, ada pula wisata belanja.
Mengutip data BPS Jatim, Jamhadi menyebutkan, jumlah turis asing atau wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang di Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Oktober 2019 naik 2,09 persen dibandingkan bulan September, dari 20.719 kunjungan menjadi 21.152 kunjungan.
Wisman terbanyak di bulan Oktober berkebangsaan Malaysia yang mencapai 5.661 kunjungan atau naik 5,95 persen, diikuti Singapura dengan 2.362 kunjungan atau turun 6,82 persen, dan Tiongkok sebanyak 2.284 kunjungan atau turun 2,31 persen dibandingkan September 2019.
“Silakan mahasiswa NUS datang ke Jawa Timur menikmati objek wisata yang ada di Jatim. Direct flight dari Singapura ke Surabaya atau sebaliknya sudah ada. Ajak teman-teman kalian mengunjungi Jawa Timur,” ujar Jamhadi pada mereka.
Selain mengajak mahasiswa NUS berkunjung ke Jatim, Jamhadi juga mempromosikan beragam produk dari Jatim, di antaranya batik, produk kerajinan, alat musik, sepatu, dan banyak lagi.
Produk-produk dari Jawa Timur, kata Jamhadi, juga diekspor ke berbagai negara termasuk Singapura. Sebab, Jatim telah menjalin hubungan dagang dengan beberapa negara melalui FTA, EPA, trade expo dan misi dagang.
Jamhadi juga menyebutkan, ada beberapa investor asing yang menanamkan modalnya di Jawa Timur. Pada semester I 2019, total investasi di Jatim mencapai Rp 32,05 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 6,55 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 25,50 triliun.
Lima investor tertinggi yang berinvestasi ialah Singapura sebesar USD 4,298 miliar, Jepang sebesar USD 1,628 miliar, Inggris sebesar USD 771,92 juta, Belanda USD 496,9 juta, Malaysia USD 496,3 juta.
Sektor terbanyak yang jadi incaran investasi ialah listrik, gas, air 36,33%, lalu industri makanan 29,38%, industri kimia dasar, barang kimia, farmasi 20,66%, industri logam, barang dari logam, mesin, elektronik 15,99%, dan
transportasi, gudang, telekomunikasi 11,58%.
“Jumlah entrepreneur Indonesia sudah bagus sebesar 3,1% dan Jawa Timur 3,8%, jauh meningkat dari 4 tahun sebelumnya yang hanya 1,4 %,” pungkas Jamhadi. (Ganefo)