JAKARTA, beritalima.com- Tim Sembilan menilai, komposisi kepengurusan Partai Golkar sesuai hasil Munas X hanya meloloskan 4 orang dari 100 orang tim inti pendukung Bambang Soesetyo (Bamsoet). PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) terkait rekrutmen kepengurusan DPP saat ini mulai ditinggalkan. Bahkan terkesan diisi oleh ‘AMPI’ (Anak, Menantu, Ponakan, Istri).
Harapan dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) sebagai induk awal organisasi berdirinya Partai Golkar dan merupakan sumber utama rekruitmen kader, hanya menjadi bayangan semu belaka alias jauh panggang dari api.
“Tercermin kuat bahwa pada periode ini rekruitmen kepengurusan Partai Golkar hanya berdasarkan perkoncoan, hubungan kerabatan dan kronisme,” kata koordinator tim Sembilan, Ciyrillus Kelong, dalam pernyataan sikap di Resto Batik Kuring SCBD, Jakarta, Jumat 17 Januari 2020.
Menurutnya lagi, sangat diperlukan pemulihan situasi internal, berani memberikan kritik yang membangun terhadap keutuhan organisasi, kaderisasi berjenjang sesuai ketentuan AD/ART demi mencegah perpecahan di dalam tubuh Partai Golkar dan demi hasil yang optimal mencapai kemenangan Partai Golkar pada Pemilu tahun 2024 mendatang.
“Sungguh sangat disayangkan apabila Partai Golkar sebagai aset politik bangsa Indonesia dalam menjalankan pembangunan nasional harus terpecah belah akibat kesalahan tata kelola organisasi,” tandas Cyrillus.
“Komposisi Kepengurusan DPP Partai Golkar periode 2019-2024, tidak mencerminkan komitmen kebersamaan dan suasana rekonsiliasi,” sahut jubir tim Sembilan, Viktus Murin.
Padahal, menurutnya lagi, sudah dibuat rekonsiliasi antara kedua kubu yang berseberangan. Yaitu kubu Airlangga Hartarto dan kubu Bambang Soesatyo, jelang acara Munas X tanggal 3 Desember 2019 yang dimediasi oleh Ketua Dewan Pembina DPP Partai, Golkar Aburizal Bakrie, termasuk kader senior partai Golkar, Luhut Binsar Panjaitan.
Selain koordinator dan jubir, hadir dalam pernyataan sikap ini yakni Mahadi Nasution, Fransiskus Roi Lewar, Frederik Lanitaman dan Gaudens Wodar (Lily/editor: Dibyo).