Terkait Pembongkoran Tugu Perguruan Silat, Pengunjuk Rasa: Kapolres Minggat!

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Ratusan massa yang mengatasnamakan Forum Koordinasi Pecinta Budaya (Forkopinda), melakukan aksi unjukrasa di depan Mapolres Madiun, Jawa Timur, Rabu 27 September 2023.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan masyarakat pelestari budaya bangsa, khususnya pencak silat terhadap kinerja Kapolres Madiun yang lebih konsen mendorong pembongkaran tugu pencak silat, daripada menangani tindak pidana korupsi di Kabupaten Madiun.

Dalam siaran pers dan orasinya, pengunjuk rasa menilai bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa dan merusak sendi sendi kehidupan di masyarakat. Serta, korupsi bukan delik aduan, tanpa harus menunggu laporan dari masyarakat untuk menanganinya.

“Dengan membiarkan kegiatan yang berpotensi terjadi korupsi baik di Pemerintah Kabupaten Madiun maupun di desa desa, maka Kapolres Madiun gagal menjalankan tugas yang harusnya tanggap dalam melindungi keuangan daerah dan desa. Bukan kok malah ngurusi pembongkaran tugu perguruan pencak silat,” teriak salah satu orator, yang disambut teriakan “Kapolres Minggat”, oleh massa.

Karena itu, massa menuntut Kapolres Madiun agar mengurusi persoalan korupsi di wilayah Kabupaten Madiun yang jauh lebih penting daripada sekedar memaksa pihak pihak untuk melakukan pembongkaran tugu pencak silat.

Dalam aksi ini, massa juga menolak pemaksaan pembongkaran tugu pencak silat di wilayah Kabupaten Madiun, kecuali Kapolres melakukan penegakan hukum secara menyeluruh tanpa pandang bulu terhadap bangunan liar tanpa ijin yang berdiri di tanah negara.

“Terhitung sejak pernyataan sikap ini, maka kami tidak lagi terlibat dalam kegiatan Kampung Pesilat. Kami akan melakukan kegiatan organisasi sesuai agenda perguruan masing-masing tanpa campur tangan dari pihak yang mengatasnamakan Kampung Pesilat (sebutan untuk Kabupaten Madiun),” tegasnya.

Demi menjaga situasi Kamtibmas, massa menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit agar segera melakukan mutasi terhadap Kapolres Madiun, dan mengganti dengan orang yang lebih memiliki adab untuk belajar mengenal nilai-nilai kearifan lokal.

“Masyarakat bukan tidak mau diatur, tetapi aparat penegak hukum harus jujur. Korupsi lebih berbahaya dari pada tugu,” teriaknya. (Dibyo).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait