PONOROGO, beritalima.com- Terkait relokasi PKL, Bupati Ponorogo, Jawa Timur, Ipong Muchlissoni, akhirnya bersedia menemui para pedagang yang menolak direlokasi yang akan segera dilakukan oleh Pemkab setempat.
Seperti dalam pertemuan dengan perwakilan Pemkab sebelum, saat pertemuan di rumah Dinas Bupati Ponorogo Jumat (18/11) petang kemarin, keduanya juga menemui jalan buntu.
Kepada para PKL, Ipong menyatakan relokasi merupakan bagian dari penataan kota yang menjadi amanah Perda. “Ini untuk menegakkan aturan tapi saya tidak mau terburu-buru juga. Saya menunggu kawan-kawan PKL membahas penataan ini dengan Indagkop. Silakan berdialog setelah mendekati sepakat kita bertemu lagi,” kata Ipong, Jumat petang 18 November 2016.
Dalam pertemuan tersebut, Ipong sempat menawarkan konsep yang utuh soal relokasi PKL yang dimauinya. Ia menyatakan, PKL tidak akan ditempatkan di satu titik saja seperti yang kabarnya berkembang selama ini. Menurutnya, pemindahan para pedagang akan dilakukan di beberapa tempat dengan penambahan berbagai fasilitas seperti panggung untuk pentas hiburan dan kesenian rakyat.
“Kalau direlokasi, dikumpulkan, tapi dan yang di tepi masih ada, ya tentu orang akan beli yang di tepi jalan. Tapi kalau semua pindah ke beberapa titik yang akan segera kita buat, yaitu di titik terdekat dengan PKL-PKL Insya Allah bagus. Yang di pinggir jalan kan tidak ada lagi, mau tidak mau orang akan masuk ke sentra PKL itu,” tambah Ipong.
Ipong berjanji Pemkab akan melibatkan PKL dalam mendesain dalam penataan dan penertiban ini. Sebab menurutnya, langkah ini menjadi antisipasi jumlah PKL yang akan semakin banyak dan semakin sulit diatur.
“Bapak-bapak PKL tolonglah jangan buru-buru bilang dampaknya akan turun. Ini persis kasus penataan PKL alun-alun Ponorogo. Awalnya memang berat, tapi sekarang tidak ada lagi keluhan. Saya sumpah tidak ada maksud pribadi untuk menyengsarakan para PKL. Setiap hari saya dapat SMS dan WA dari masyarakat yang minta PKL ditata. Ini keinginan semua pihak,” katanya.
Ipong menambahkan, Pemkab Ponorogo telah menyediakan dana sekitar Rp.1 miliar dalam penataan ini. Mulai dari penyiapan infrastruktur hingga bantuan promosi. “Kalau perlu akan saya tambah lagi Rp.500 juta sampai Rp.1 miliar untuk meramaikan sentra PKL itu,” janjinya.
Perwakilan PKL, Boni Pramono, mengatakan, pihak PKL merasa sangat keberatan untuk direlokasi. Ini karena mereka khawatir pelanggannya akan berkurang.
“Intinya minta ditata yang rapi tapi jangan dipindah. Banyak konsep gagal. Mulai dari kios-kios di sub terminal Tambak Bayan jadi sepi, Puja Sera di Gedung Bhakti juga sepi, semua gagal. Jangan jadikan kami sebagai kelinci percobaan. Ini masalah perut. Tiga hari kehujanan saja kami bangkrut kok apalagi harus menunggu berbulan-bulan. Intinya kami tetap menolak. Kami harus mendapatkan penjelasan soal relokasi ini,” kata Boni.
Karena belum menemui titik temu, pertemuan pun diakhiri dengan catatan akan digelar lagi. Para pedagang memilih pulang untuk segera menggelar dagangannya. Untuk sementara, para pedagang masih boleh berjualan di lokasinya saat ini.
“Setelah ini biar dibahas dan didiskusikan. Targetnya akhir tahun sudah ada konsep matang tinggal kita laksanakan,” kata Ipong.
Saat ini terdapat sekitar 400 PKL yang akan direlokasi. Dari jumlah ini, sebanyak 108 di antaranya sudah mengambil nomor undian untuk mendapatkan petak jualan di lokasi relokasi sementara di Jalan Suromenggolo atau yang lebih dikenal dengan nama, Jalan Baru. (Dibyo)