BELITUNG,BERITALIMA.COM – Bukan main, Anggaran pembangunan di Desa Juru seberang terbesar dibandingkan dengan desa-desa lainnya.
Hal ini bukanlah menjadi permasalahan jikalau penggunaan anggaran itu bermanfaat dan tepat sasaran.
Namun hal itu menjadi sorotan masyarakat yang menganggap tidak tepatnya pembangunan jalan tersebut apalagi jalan yang dibangun bukan disuatu pemukiman.
Anggota BPD Desa Juru Seberang ketika di hubungi oleh awak media mengatakan bahwa dirinya kurang setuju dengan hal tersebut. Menurut dirinya ketika diusulkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) , Ada sebagian orang yang tidak setuju dengan pembuatan jalan tersebut.
“Sebagian memang ada yang tidak setuju, termasuk saya, tetapi karena ketua BPD kami setuju mau tidak mau, ” ucap Tino kepada wartawan, Selasa (07/02/17).
Tino mengatakan, Kurang setujunya dengan pembangunan jalan tersebut dikarenakan anggarannya cukup besar.
“Masih banyak yang masih belum diselesaikan,seperti masjid kami dan pembangunan lainnya, dan banyak kegiatan-kegiatan lainnya yang terabaikan, kalau tidak bermanfaat untuk apa,”sambung Tino.
Lain halnya, Dengan pemikiran kepala Desa Juru Seberang, Darsono. Darsono mengatakan pembangunan jalan adalah kunci dari segala aspek untuk kemajuan suatu Desa. Menurutnya, Pembangunan jalan tersebut sangat berguna sekali.
“Untuk kepentingan pariwisata dan pemukiman.
Jalan itu merupakan ujung tombak dari segala-galanya,” Ucap Darsono kepada Beritalima.com, Selasa (07/02/17).
Darsono menjelaskan, Bahwa jalan tersebut merupakan dasar awal dari pembanguna untuk menjadikan Desanya menjadi daerah wisata.
“Itu dasar kami sebetulnya, dan perlu diketahui, disitu merupakan jalan awal menuju desa Juru Seberang, Nah sekarang kita buka lagi,”jelas Darsono.
Terkait adanya jalan yang rusak, Darsono mengatakan hal itu wajar adanya.
“Itu pasti rusak, karena itu baru dasarnya, Drainase sama talud juga belum ada,karena kemaren memang tidak di anggarkan, sebab anggarannya tidak cukup,tidak terlalu parah juga rusaknya,”elak Darsono.
Jalan tanah merah yang mempunyai panjang 6,3 kilo meter (KM) tersebut, nantinya akan di diusulkan kekabupaten 2018 nanti agar di aspal(hot mix).
“Itu kan cuman menggunakan tanah puruh,karena belum di lengkapi drainase karena anggaran yang tidak memadai, sudah kita usulkan nanti 2018 agar di aspal,” ucap nya.
Namun ketika ditanya konsultan perencana serta tenaga ahli yang digunakan pemerintah desa dalam pengerjaan proyek tersebut Darsono kebingunan,
Dari dugaan sementara, Jalan dengan ketebalan O,25 meter dengan lebar 6 meter itu dilakukan oleh pihak desa tanpa adanya tenaga ahli dan belum di lakukan uji kekerasan.
“Tanpa tenaga ahli, tetapi ada pendamping dana tersebut, serta Kaur pembangunan desa juga yang mengatur dan dikerjakan menggunakan alat semua, mereka sudah biasa,”tambahnya.(dd)