Ternyata Pak Jokowi Sama Saja Dengan Mereka

  • Whatsapp

Oleh :
Rudi S Kamri

Malam ini pulang dari kerja sekitar jam 22.00 saya tercenung melihat tayangan sebuah TV swasta yang sedang mengulas keluarga Jokowi yang dikatakan sedang membangun oligarki, karena membiarkan anak dan menantunya melakukan “aji mumpung” dengan memaksakan diri mencalonkan menjadi walikota Solo dan Medan. Ada narasi yang disuarakan narator tayangan tersebut : “Lalu apa bedanya Jokowi dengan pemimpin- pemimpin lain di negeri ini yang melakukan aji mumpung dan membangun politik oligarki ?”

Jujur sebagai pengagum sosok Jokowi sejatinya hati saya teriris mendengar Jokowi disamakan dengan keluarga pembangun dinasti politik seperti Soeharto, SBY, Megawati, Ratu Atut dan lain-lain yang semuanya membangun politik aji mumpung saat mereka berkuasa. Tapi secara realita dan faktual harus diakui indikasi ke arah sana memang benar adanya.

Saya pernah menulis dua artikel tentang keberatan saya tentang niat Gibran dan Bobby Nasution tersebut. Selain memang mereka masih mentah di dunia sosial dan politik merekapun seolah melakukan aji mumpung dalam hal ini. Dan ini akan menjadi catatan kelam sejarah perjalanan kepresidenan Jokowi.

Seandainya mereka bisa menahan diri untuk tidak masuk di dunia politik yang sama sekali tidak mereka kuasai, tentu saja kebanggaan saya dan berjuta orang terhadap kebersihan keluarga Jokowi akan terus meroket tinggi. Tapi sebaliknya saat ini kita harus siap-siap melihat Jokowi dibully atas pembiaran yang dilakukan atas niat anak dan menantunya yang tidak bisa ukur diri. Kalah atau menang kontestasi mereka di Pilkada yang akan mereka ikuti tetap saja akan menjadi catatan hitam keluarga Jokowi kelak.

Ada yang bilang, itu hak konstitusional mereka sebagai warga negara. Tapi saya membantah keras pendapat itu. Karena pada saat mereka sudah menjadi anak dan menantu Presiden, secara otomatis tindak tanduk mereka tetap akan dikaitkan dengan jabatan Bapaknya. Dengan berbagai privilege yang mereka dapatkan sebagai anak dan menantu Presiden seharusnya mereka bisa menahan diri untuk menjaga kehormatan dan kebersihan nama ayahnya. Kalau mereka tidak melakukan hal tersebut, tidak salah kalau ada yang mengatakan sifat nepotisme keluarga Jokowi tidak ada bedanya dengan keluarga Soeharto, Megawati, SBY dan keluarga pembangun dinasti politik yang ada di Indonesia.

Harapan saya sebagai rakyat jelata yang MASIH mengagumi Presiden Jokowi sampai saat ini, saya berharap ada kesadaran dari Presiden Jokowi dengan tegas melarang anak dan menantunya untuk ikut kontestasi politik di Pilkada Solo maupun Medan. Setidaknya selama periode lima tahun ke depan saat Presiden Jokowi masih menjabat, jangan mereka menjadi beban politik bagi Presiden Jokowi. Biarlah lima tahun ke depan mereka gunakan untuk belajar dulu tentang kepemimpinan, sosial politik dan hal-hal lain. Setelah tahun 2024 terserah mereka mau melakukan apa saja.

Setidaknya saya masih menyemai sebuah harapan ada narasi positif “Oh ternyata Presiden Jokowi TIDAK SAMA dengan keluarga lain yang membangun dinasti politik bagi keluarganya.”

Karena di mata rakyat, pemimpin yang memanfaatkan aji mumpung saat mereka berkuasa itu sangat tidak terhormat dan rendah sekali kredibilitasnya.

Salam SATU Indonesia
01112019

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *