JAKARTA (4/11/2020) – Podcaster The Late Brunch with Sara Neyrhiza, Zahra Noor Eriza, menjadi pemenang Lomba Podcast Perum PFN 2020. Zahra dalam podcast berjudul Kita Bisa Apa? menjelaskan perubahan prilaku konsumsi masyakarat Indonesia di masa pandemic Covid-19.
Pengumuman pemenang Lomba Podcast PFN 2020 dilakukan, Rabu (4/11/2020) berdasarkan hasil penilaian delapan dewan juri. Dewan juri adalah Hendri Saparini (ekonom dan Founder Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia), Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Tjandra Wibowo (Direktur Produksi dan Komersial Perum PFN), Joshua Puji Mulia Simanjuntak (Staf Ahli bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf), Fadli Rahman (Staf Ahli Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional dan Komisaris PT Pertamina Hulu Energi), Ferdinandus Setu (Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika), La Rane Hafied (Working Group Layanan Podcast dan Digital Radio Singapore International) dan Rizky Adi Nugroho a.k.a Mr. Popo (Founder Podcast Do You See What I see).
Menurut Zahra, pada masa pandemic Covid-19, perubahan perilaku itu antara lain, orang menjadi peduli dengan kesehatan lingkungannya, selalu mengenakan masker, menggunakan handsanitizer dan tidak keluar rumah untuk hal yang tidak perlu. Kebiasaan tidak keluar rumah untuk hal yang tidak perlu ini membuatnya rajin memasak. Kebiasaan baru untuk berkantor dari rumah, juga ternyata tidak membuat produktivitas pekerjaannya menurun.
Ia berpendapat, perubahan perilaku itu membuatnya lebih hemat karena tidak mengeluarkan ongkos ke kantor dan juga jajan yang tidak perlu. Lebih dari itu, tidak perlu selalu membeli pakaian baru untuk pergi kerja. Hal itu, diakuinya sangat berdampak pada sector UMKM. Namun, ia juga menegaskan kalau saat ini cukup banyak program yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam membantu sector UMKM. Misalnya gelontoran dana sebesar Rp 203,9 triliun untuk klaster perlindungan social untuk sejumlah program. Misalnya, PKH, BLT, subsidi gaji, diskon listrik, dana desa dan sebagainya.
Nah, peran generasi muda bagi pemulihan ekonomi nasional, menurutnya adalah dengan belanja produk UMKM yang ada lingkungan sekitar. Belanja produk UMKM adalah kolaborasi yang baik untuk menggerakan roda perekonomian saat ini. Dengan membeli produk-produk UMKM sekitar, selain bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga sekaligus membantu bisa UMKM bertahan dalam usahnya. Cara seperti ini adalah upaya saling menguatkan, yang menurut Zahra, sejalan dengan semboyan Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. “Kalau nggak saling menguatkan, kita bisa apa?”ujar Zahra.
Sementara itu, pemenang kedua adalah Eva Lihotma Br Sipahutar dengan podcast berjudul Pemuda Menatap Dunia di Era Pandemi. Eva dalam podcastnya mengajak generasi muda untuk terus berpacu dan memacu aktivitasnya tiap hari. “Seharusnya dengan adanya pandemic ini, juga menjadi peluang bagi para pemuda untuk terus berjuang, apa yang bisa dilakukan,”ujarnya. Langkah kecil yang dilakukan bisa sangat berdampak besar. Generasi muda, menurutnya, bukanlah generasi rebahan.
Pemenang ketiga adalah Podcaster NGOBRAS (Ngobrol Asik Soal Seni), podcaster asal Sulawesi Tengah. Lomba Podcast Perum PFN 2020 dilaksanakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-92, HUT NKRI Ke-75 dan HUT Perum PFN Ke-75. Lomba Podcast PFN 2020 berlangsung tanggal 14-30 Oktober 2020 dengan mengambil tema “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa – Peran Saya dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.” Tema ini diangkat Perum PFN dengan dasar bahwa saat ini kesehatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Pada situasi seperti sekarang, dengan adanya wabah Covid-19, seluruh elemen bangsa harus bersatu dan bergotong royong mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Mudah Dimengerti
Dewan juri secara umum menilai 25 finalis pada lomba podcast kali ini sudah memberikan karya yang luar biasa dan sangat baik. Ketua Dewan Juri, Hendri Saparini, mengaku sangat senang karena semua peserta lomba menyadari kalau tanggung jawab pemulihan ekonomi saat ini adalah milik seluruh elemen bangsa. “Menariknya, semua ada ajakan agar semua berkontribusi. Semua semangatnya optimis. Ini hal yang sangat bagus, luar biasa,”kata Hendri.
Mr. Popo mengatakan sekalipun tema yang dipilih panitia cukup berat, tetapi para peserta lomba yang hampir semuanya generasi milenial bisa membawakannya dalam bentuk podcast yang ringan, santai, mudah dimengerti dan solutif. “Kita dengan gampang paham maksudnya. Pembawaannya sangat menarik,”katanya. **