beritalima.com | Setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing. Karakter yang berbeda satu dengan yang lain membuat mereka tidak bisa diseragamkan. Ketika memasuki topik pembicaraan soal teamwork, pembagian kerja berdasarkan kemampuan mereka mutlak diperlukan. Untuk mencapai tujuannya dan menghindari kesalahan pengelolaan SDM, maka diperlukan prinsip the right man in the right place.
Dalam pengertian yang sederhana, the right man in the right place adalah menempatkan orang sesuai keahliannya. Suatu tim akan mampu bergerak lebih cepat kalau orang di dalamnya mengurusi hal-hal sesuai keahliannya.
Sesungguhnya urgensi penerapan konsep the right man on the right place (orang yang benar ada ditempat yang benar) merupakan salah satu tujuan mewujudkan Sumber Daya Manusia yang professional. Pengangkatan Menteri dalam kabinet kerja jilid II tentu wajib hukumnya berdasarkan kompetensi yang dimiliki dengan filosofi “The Right Man on The Right Place/Job” yaitu mendudukan seorang Menteri yang tepat pada tempatnya atau jabatan yang tepat pula. Dengan menempatkan Menteri sesuai kompetensi yang dimilik dan tempatnya akan mampu melaksanakan tugas-tugas negara dengan lebih baik. Program penataan organisasi dalam lingkup instansi pemerintah, termasuk penempatan Menteri dalam jabatan politis pada esensinya merupakan bagian integral dari upaya pemerintah untuk mewujudkan ‘good govermance’ dan ‘clean government’ di suatu pemerintahan, yang bertumpu pada reformasi organisasi, sumber daya manusia dan manajemen birokrasi.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sejak kemarin sudah memanggil sejumlah tokoh datang ke Istana Negara. Ada 11 nama yang dipanggil Jokowi dan menyatakan diminta kesediaannya untuk bergabung dan bekerjasama dengan Jokowi dalam kabinet kerjanya.
Berikut 11 nama yang menemui Jokowi di Istana Negara, Senin (21/10):
1. Mahfud Md
2. Nadiem Makarim
3. Wishnutama
4. Erick Thohir
5. Tito Karnavian
6. Airlangga Hartarto
7. Pratikno,
8. Fadjroel Rachman
9. Nico Harjanto
10. Prabowo Subianto
11. Edhy Prabowo.
Pemanggilan calon Menteri yang nota bene sebagai pembantu Presiden akan berlanjut sampai hari ini dan besuk rabu. Setelah semua sudah komplit akan dilakukan pelantikan. Kita berharap semoga mereka yang akan dilantik sebagai Menteri di kabinet kerja jilid II nanti adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai kompetensi di bidangnya. Sehingga mereka bisa menjalankan tugas-tugas negara dengan baik dan benar.
Kita semua tahu, bahwa tantangan negara kita lima tahun mendatang akan lebih berat. Jika kita masih tetap pada pola pikir lama akan tertinggal dari negara-negara lain yang sudah mulai berbenah. Sebagai warga negara Indonesia yang baik sudah sepantasnya kita memberikan kontribusi positif bagi kemajuan negara. Dengan demikian semua masalah dan rintangan yang melanda negeri ini bisa diselesaikan dengan damai.
Keamanan dan ketertiban umum menjadi faktor penting dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga masyarakat bisa bekerja dengan tenang, nyaman dan kualitasnya meningkat. Dengan demikian akan memiliki daya saing dengan negara-negara maju.
Sebagaimana kita tahu, mamasuki industri 4.0 yang sering disebut juga sebagai Making Indonesia 4.0. Istilah ini sebenarnya mengandung makna positif dan dapat memicu perkembangan Indonesia serta merevitalisasi industri nasional secara keseluruhan, baik dari keseluruhan pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Indonesia memiliki optimisme yang signifikan terhadap prospek industri 4.0, terutama di sektor ekonomi berbasis manufaktur.
Presiden Joko Widodo pada awal pidato pelantikan di hadapan ketua MPR menyatakan, bahwa pada 2045 Indonesia akan menjadi negara maju. Pendapatan perkapita masyarakat sudah mencapai Rp. 300 juta per tahun, atau hampir Rp. 27 juta per bulan. Langkah awal yang dikerjakan juga sudah benar, yaitu memilih para pembantunya dengan tepat dan benar.
Jika semua Menteri sebagai pembantu Presiden punya kompetensi dan mau bekerjasama dalam satu teamwork, maka harapan bangsa Indonesia menjadi negara maju tinggal menunggu waktu saja. Selebihnya kita semua harus bersatu padu, bergandangan tangan, bergotong royong, untuk bekerja besar mensukseskan misi Indonesia unggul. Dengan gotong royong dan kerjasama yang baik, maka tantangan dan rintangan bangsa Indonesia kedepan bisa diatasi dengan mudah. Intinya ada pada “the right man in the right place”, yaitu menempatkan seorang yang sesuai pada tempatnya atau keahliannya. Bagaimana pendapat Anda?
Surabaya, 22 Oktober 2019
Cak Deky