JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI La Nyala Mahmud Mattaliti tampaknya belajar dari pengalaman kepengurusan DPD RI periode lalu. Senator dari Provinsi Jawa Timur tersebut tidak ingin lembaga yang dia pimpin gaduh.
Karena itu, La Nyala langsung menepati janjinya untuk memimpin DPD RI secara kolektif kologial usai dirinya dilantik menjadi Ketua DPD RI yakni mengutamakan kebersamaan dan kekompakan anggota senator 2019-2024 ini. Itu tampak pada Sidang Paripurna persiapan pemilihan pimpinan MPR dari unsur DPD RI di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10) malam.
“Demi kekompakan dan kebersamaan, saya meminta peserta rapat paripurna menyetujui usulan agar memberikan kesempatan sama kepada semua anggota untuk mencalonkan diri sebagai pimpinan MPR dari unsur DPD, tanpa kecuali. Termasuk Ibu Ratu Hemas, yang diperiode lalu, pernah diberi sanksi oleh Badan Kehormatan,” kata ujar La Nyalla saat memimpin Sidang Paripurna.
Nyaris seluruh peserta Sidang Paripurna bertepuk sebagai tanda setuju. Bahkan beberapa senator berteriak agar La Nyala langsung ketok sebagai tanda setuju. Menanggapa hal itu, La Nyalla menambahkan bahwa tawaran dia itu semata demi kebersamaan dan kekompakan DPD RI.
“Demi marwah lembaga ini, dan demi penghormatan kita kepada masyarakat pemilih di daerah, maka kekompakan harus diutamakan,” tukas La Nyalla seraya mengetuk palu, tanda keputusan telah disepakati.
La Nyalla juga mengatakan, sanksi BK terhadap Ibu Kanjeng Gusti Ratu Hemas itu diberikan kepada yang bersangkutan dalam kapasitas beliau sebagai Senator masa bakti 2014-2019.
“Nah, terhitung 1 Oktober lalu, Ibu Ratu adalah Senator 2019-2024. Dan, telah sah memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan Senator yang lain. Apalagi sudah diambil sumpah dan namanya sudah ada di,” lanjut La Nyala.
Jadi, jelas La Nyalla, sudahi upaya-upaya yang menimbulkan kegaduhan dan yang menghambat niat dan semangat para Senator untuk bekerja lebih keras. Terutama Senator dari kalangan generasi milenial dan kaum perempuan, yang saat ini sangat bersemangat mengabdi. “Kita yang tua-tua jangan memberi contoh yang tidak baik. Mari kita tetap seirama dan kompak,” demikian La Nyala Mahmud Mattaliti. (akhir)