Tiga Kali Berturut-Turut , BPSDM Jatim Terima Penghargaan LAN RI Sebagai Lembaga Diklat Terbaik Nasional

  • Whatsapp

_Gubernur Khofifah: Komitmen Kami Kembangkan Kompetensi ASN untuk Wujudkan Reformasi Birokrasi Berdampak_

JAKARTA, beritalima.com|
Untuk ketiga kalinya berturut turut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim berhasil menerima penghargaan sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Berprestasi Terbaik I dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.

Penghargaan yang telah ketiga kali diraih tersebut diserahkan Kepala LAN-RI Adi Suryanto kepada Kepala BPSDM Jatim Ramliyanto dalam rangkaian acara LAN-RI Awards 2023 di Jakarta baru baru ini.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penghargaan ini menjadi bukti BPSDM Jatim telah berhasil menjadi wadah bagi ASN dalam mengembangkan kompetensi demi mewujudkan Reformasi Birokrasi berdampak.

“BPSDM Jatim adalah wadah pengembangan kompetensi ASN agar memiki inisiatif perubahan dan juga inovasi. Karena Indonesia butuh lebih banyak inisiator yang mampu memberikan dedikasinya mewujudkan reformasi.birokrasi berdampak,” ungkapnya.

Selama ini, Khofifah menaruh perhatian dalam pengembangan kompetensi SDM ASN di Jawa Timur dengan terus memperbanyak proyek perubahan dan inovasi. Pengembangan ASN dikatakannya harus terus dilakukan. Sebab, ke depan tantangan birokrasi akan semakin kompleks.

“Oleh sebab itu, untuk bisa menghadapi tantangan masa depan maka setiap ASN harus memiliki kompetensi yang mumpuni dan juga adaptif,” katanya.

Dengan kecepatan adaptasi para ASN itu, lanjutnya, akan memberikan layanan kepada masyarakat sesuai jargon Provinsi Jawa Timur, yakni cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntabel, dan responsif atau yang dikenal dengan sebutan CETTAR.

“Saya mengapresiasi ASN Jatim di sela-sela bekerja, mereka tetap gigih mengikuti pelatihan sehingga menghasilkan inovasi bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing dan pelayanan yang baik untuk masyarakat,” terangnya.

Lebih lanjut, dalam setiap proses pelatihan kepemimpinan jabatan tinggi pratama atau Eselon II, peserta diminta membuat proyek perubahan. Sedangkan untuk pelatihan kepemimpinan administrator pengawas, peserta diminta membuat aksi perubahan.

“Saya selalu berpesan, ketika aksi perubahan dilakukan, harus diseiringkan Reformasi Birokrasi Tematik. Karena semua format aksi perubahan dan reformasi birokrasi harus diikuti efek berdampak,” sambungnya.

Ke depan, Khofifah mendorong seluruh ASN menjadi enabler leader alias pemimpin pemungkin yang dapat membaca peluang-peluang serta mengembangkan potensi kompetensi sumberdaya yang dimilikinya sehingga segala sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin dan menjadi lebih baik ditangannya.

“Jadilah pemimpin pemungkin. Jangan belum apa-apa bilang nggak mungkin. Maka yang harus dibangun adalah ‘ana inda dhonni ‘abdibi’, bahwa Allah akan memberikan sesuai dengan prasangka hambanya” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait