KUPANG, beritalima.com – Tim dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua Barat menemui Panitia Pesparani Nasional II tahun 2020 di Sekretariat Pesparani, Gedung FKUB Jalan El Tari Kupang, Rabu, (18/2).
Kehadiran Tim ini dipimpin Ketua LP3KD Propinsi Papua Barat, Robert K.Hammar yang didampingi Ketua Penasehat LP3KD Propinsi Papua Barat, Abia Ulu, Ketua LP3K kabupaten Kaimana, Martinus Furima, Ketua I, Abraham Yumte, serta Penasehat yang adalah Ketua Peguyuban Flobamora Propinsi Papau Barat Clinton Tallo serta dua staf media.
Mereka diterima Ketua LP3KD Provinsi NTT, Frans Salem dan Panitia Pesparani 2020, yakni Sekretaris Umum Panitia Jacobus Kleden bersama John Dekresano, Karolus Buang Lera Hali Lanan Elias, Elias Djoka, Remus Fernandez, Staf Sekretariat dan Sekretaris Bidang Promosi dan Publikasi, Fidelis Nogor.
Maksud dari kehadiran Tim LP3KD Proprinsi untuk berkoordinasi dengan Ketua LP3KD NTT Frans Salem dan Panitia Pesparani 2020 terkait kesiapan Kupang, Nusa Tenggara Timur sebagai tuan rumah Pesparani Tingkat Nasional tahun 2020.
Kepada Delegasi dari Propinsi Papua Barat, Ketua LP3KD NTT, Frans Salem menjelaskan bahwa sebagaimana daerah dengan mayoritas penduduk Kristen terbesar di Indonesia, Propinsi NTT sangat berterimakasih karena ditunjuk KWI Pusat sebagai tuan rumah Pesparani tingkat Nasional tahun 2020, yang akan digelar di Kupang pada.28 Oktober s.d 1 November 2020.
Meski bernuansa rohani gerejawi Katolik kata dia, Pesparani tingkat Provinsi NTT dan tingkat Nasional menjadi ajang meningkatkan silaturahmi dan persudaraan nasional. Untuk itulah event Pesparani bukan hanya milik umat katolik tetapi milik semua umat lintas agama, gereja, pemerintah dan wakil rakyat di DPRD.
Untuk menyukseskan Pesparani Nasional 2020 dengan tema “Mewudujkan Persaudaraan Sejati Untuk Indonesia Maju” tersebut maka sebagai provinsi yang ramah dengan tagline Nusa Terindah Toleransi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah menunjuk Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi NTT, H. Jamaludin Ahmad sebagai Ketua Umum Panitia Pesparani Nasional dibantu Ketua Pelaksana, Sinun Petrus Manuk, Sekretaris, Jacobus Kleden, serta jajaran Panitia yang melibatkan unsur pemerintah, tokoh agama, umat lintas agama, tokoh politik dan masyarakat luas termasuk pers untuk mempersiapak penyelenggaran kegiatan dimaksud.
Adapun beberapa langkah persiapan yang telah dilakukan Tim LP3KD Provinsi NTT dengan Panitia Propinsi NTT yakni beraudiensi dengan Gubernur NTT, Uskup Agung Kupang, Kapolda dan Danrem, bertemu Komisi VIII DPR RI, Menteri Agama dan Wakil Preisden K.H. Ma’aruf Amin pada awal Februari 2020.
Selaku tuan rumah, Gubernur NTT juga sudah menyurati Presiden Joko Widodo untuk membuka Pesparani tingkat Nasional di Kupang pada 28 Oktober 2020 dan Wakil Presiden K.H.Ma’aruf Amin untuk menutup Pesparani Nasional pada tanggal 1 Nopember 2020.
Saat ini kata Frans, Panitia juga telah meluncurkan Sayemabra Logo dan Mars Pesparani Nasional 2020, mempersiapkan Stadion Oepoi dan GOR Oepoi untuk pembukaan dan penutupan pesparani, persiapan Venue Lomba di Gereja GMIT Paulus Kupang, Gereja katolik St. Maria Asumpta, Aula El Tari, dan taman doa Oebelo untuk persiapan Temu Orang Muda Katolik (OMK) Nusantara.
Panitia juga telah berkordinasi dengan Pemerintah Kota Kupang untuk penataan kota dan pembenahan destinasi wisata, persiapan hotel dan komodasi lainnya untuk mernyambut tamu yang diperkirakan mencapai 12.000 orang.
Untuk meramaikan ajang tiga tahunan Pesparani tingkat Nasional di Kupang, Frans Salem juga menjelaskan bahwa panitia telah merancang beberapa kegiatan penunjang antara lain Parade Kebhinekaan dari Gedung Sasando Kantor Gubernur menuju ke Stadion Oepoi.
Ada Festival Sarung Nusantara yang akan melibatkan 30.000 orang peserta dan menyanyikan lagu Haleluya Hendel secara masal 20.000 orang untuk memecahkan Rekor MURI, menggelar Malam Milenial OMK di Oebelo sebagai ajang pertemuan orang muda se Indonesia, Pameran Ekspo Nusantara, Panggung hiburan/kesenian mural.
Terhadap semua rencana kegaitan ini Panitia membutuhkan dana sekitar kurang lebih Rp70 miliar untuk membiayai fasilitas akomodasi, konsumsi dan trasportasi lokal 12.000 peserta dan tamu undangan, penataan venue lomba dan juga beberapa fasilitas lain untuk menyukseskan event akbar itu.
Ketua LP3KD Papua Barat, Robert K. Hammar pada kesempatan itu memberi apresiasi dan dukungan terhadap Ketua LP3KD NTT dan Panitia Nasional dari propinsi NTT yang telah bekerja keras menyukseskan event itu.
Baginya datang NTT adalah sebuah kehormatan karena bertemu sesama saudara serumpun Melanesia dan tentu adalah sebagai sesama saudara dalam Tuhan.
Diungkapkan selama ini mereka hanya bisa melihat NTT dalam pemberitaan media, namun lewat event Pesparani Nasional 2020 maka sesama saudara dari Papua Barat dan Papua akan datang dengan full tim dan mengikuti semua (13) mata lomba yang dipertandingkan.
Dikatakan, meski total peserta yang mengikuti lomba hanya 260 orang, namun dipastikan mereka akan datang lengkap dengan panitia pendamping dan kelompok penggembira sekitar 700 orang.
Bahkan rombongan dari Papua Barat akan dipimpin langsung Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan bersama Wakil Gubernur Mohamad Lakotani, Uskup Sorong – Monokwari, Mgr. Datus Hilarion Lega,Pr bersama 15 orang pastor,Sekda Papua Barat Nathaniel Mandacan dan juga lagi berkordinasi dengan Ketua DPRD Propinsi Papua Barat, Pangdam, Kapolda Papua Barat dan beberapa petinggi lintas agama.
Mengingat jarak dan mempertimbangkan biaya transportasi maka rombongan Pesparani Papua Barat berjumlah 700 orang tersebut berencana mencarter langsung pesawat dari Monokwari, Papua Barat ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Robert yang adalah Kepala Biro Hukum Setda Propinsi Papua Barat menyatakan kesanggupan tim Papua Barat untuk berpartisipasi mengenakan pakian adat Papua Barat dalam Festival Tenun Nusantara, mengikuti Parade dan Ekspo juga kesiapan untuk bernyanyi Haleluya Handel serta melibatkan OMK Papua Barar dalam forum temu Milenial Orang Muda Katolik Nusantara dan berbagai kegiatan yang dirancang panitia. (*/L. Ng. Mbuhang)