SURABAYA, beritalima.com|
Aterosklerosis merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penumpukan kolesterol pada pembuluh darah arteri. Hal ini bisa memicu beberapa penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke akibat tersumbatnya aliran darah dalam tubuh.
Umumnya, jika gejala aterosklerosis muncul bisa diobati dengan pemberian obat. Namun, jika sudah parah harus ada prosedur untuk menanganinya, salah satunya dengan pemasangan ring jantung (stent).
Empat mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga (UNAIR) membuat inovasi berupa stent yang bersifat Bioreseorbable (mudah terserap) dari Polylactic Acid/Polycaprolactone (PLA/PLC). Cakra Abdillah selaku ketua tim menjelaskan bahwa inovasi tersebut berangkat dari ia yang mendapati salah satu keluarganya yang menjalani operasi pemasangan stent.
“Dari sana saya mulai tertarik untuk mendalami stent karena kebetulan saya juga dari Teknik Biomedik yang juga pernah mempelajari itu,” ungkapnya.
Cakra mengungkapkan, dengan penggunaan bahan berupa PLA/PLC memungkinkan stent yang terpasang ini nantinya bisa secara otomatis terdegradasi dalam tubuh.
“Sehingga ketika pembuluh darah sudah normal, stent tidak mengganggu aliran darah,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, stent ciptaan mereka juga dilapisi Kitosan Sulfat yang berfungsi sebagai anti trombus sehingga meminimalisir adanya pembekuan darah.
“Jadi stent kami ini terdiri dari dua lapisan yakni PLA dan PLC yang kemudian dilapisi oleh Kitosan Sulfat yang semuanya dicetak menggunakan 3D Printing,” tandasnya.
Stent besutan Cakra, India Maretta Hulu, Nisrin Novel, dan Daria Aulia Izdihar Bintang ini juga lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022. Penelitian yang dibimbing oleh Dr Prihartini Widiyanti M.Kes ini tengah menjalani uji in vitro sebelum nantinya diketahui tingkat efektivitasnya.
Selaku ketua tim, Cakra berharap nantinya penelitian ini bisa menghasilkan data yang positif sehingga bisa untuk ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya. Ia menuturkan bahwa jika nantinya hasil dari uji in vitro ini sesuai yang diharapkan, bisa dikembangkan untuk dilakukan uji in vivo untuk mengetahui tingkat keamanannya.
“Melalui penelitian kami ini harapannya nanti bisa benar-benar dikembangkan sebuah stent yang bioreseorbable untuk penanganan medis aterosklerosis,” pungkasnya. (Yul)