Jombang | beritalima.com – Tim Satgas Saber Pungli Kabupaten Jombang menyebutkan wewenang atau salah satu tugas membangun sistem pencegahan dan pemberatasan pungutan liar. Saber Pungli dilatarbelakangi oleh praktek pungli dapat merusak kehidupan bermasyarakat berbagsa dan bernegara. Sehingga perlu melakukan upaya pemberantasan secara tegas, terpadu, efektif, efesien, dan mampu menimbulkan efek jera.
Demikian hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Satgas Saber Pungli Kabupaten Jombang, Kompol Hari Kurniawan selaku Wakapolres Jombang saat Seminar Saber Pungli di Pendopo Kabupaten Jombang, Rabu (5/6/2024) dengan mengambil tema mengemban dan menjaring aspirasi tegas bersih responsif.
Tujuan Seminar Saber Pungli dikayakan Wakapolres Jombang untuk memberikan informasi dan menyamakan persepsi dan pemberantasan pungli sehingga akan tersirat antara tugas saber pungli pusat, provinsi, dan kabupaten untuk membangun komitmen pemberantasan saber pungli melalui pengacara, mahasiswa dan masyarakat.
Hadir pada kesempatan itu sebagai narasumber Sugiat, S.Sos., M.Psi.T dan Sekretaris Satgas Saber Pungli Irjen Pol Dr. H. Andry Wibowo, S.I.K., M.H., M.Si dan dihadiri oleh beberapa komponen masyarakat mulai dari OPD, Kepala Sekolah, Ormas, pengacara, asosiasi jurnalis dan lainnya.
Lebih lanjut diungkapkan Sugiat, S.Sos Saber Pungli kali pertama dilaksanakan di Kabupaten Jombag dan langsung dihadiri Sekretaris Satgas Saber Pungli. Lebih jauh menjabarkan tema mengemban dan menjaring aspirasi tegas, bersih dan responsif karena berdasar dinas sebagai Pj yang sudah berjalan 8 bulan lebih mencoba menyerap aspirasi warga dengan keliling menggunakan vespa kuno yang tujuannya hanya ingin tahu keinginan warga seperti apa.
“Dari sekian banyak warga jombang sebanyak 1juta 400 ribu lebih jiwa dari 21 Kecamatan akhirnya melalui 15 tokoh agama hingga disimpulkan menginginkan pemimpin yang tegas, bersih dan responsif,” tutur Pj kepada peserta.
Lanjutnya Sekretaris Satgas Saber Pungli mengenai ancaman tantangan hambatan dan gangguan bersumber dari birokrasi yang gagal menjadi role model atau mesin penggerak peradaban dalam mewujudkan tujuan tujuan bernegara, diantaranya disorganisasi, disorientasi dan miss management. Tidak profesional, korupsi, kolusi, nepotisme dan berbagai turunannya yang terjadi pada birokrasi. Sambungnya tidak adaptif dengan perubahan zaman.
“Pelaku Pungli pegawai pada instansi negara, masyarakat yang terdiribdari preman, ormas dan lain-lain, serta pwgawai pada instanai negara yang berkolaborasi dengan masyarakat,” pungkas Irjen Pol Andry Wibowo.
Jurnalis : Dedy Mulyadi