SAMPANG, beritalima.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sampang melakukan aksi dengan tujuan menolak adanya penerapan 5 hari sekolah (Full Day School) sebagaimana telah ditetapkan dalam Permedikbud No. 23 Tahun 2017 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada bulan Juni kemarin.
Pasalnya, penerapan Full Day School tersebut diprediksi akan merusak banyak elemen, maka dengan hal itu PMII mendesak dengan mendatangi kantor DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang untuk mendukung penolakan 5 hari sekolah tersebut.
“Jika peraturan tersebut jika masih diberlakukan khususnya di Kabupaten Sampang maka akan berdampak kepada beberapa elemen, diantara-Nya: pertama berdampak pada psikis siswa karena siswa merasa terkekang di sekolah begitu lama, kedua Kurangnya interaksi anak dengan orang tua di lingkungan rumahnya, sehingga orang tua cenderung melepaskan tanggung jawabnya terhadap anak, ketiga guru merasa terbebani dengan tugas tambahan dan cenderung akan berdampak padan konflik keluarga mengingat sehari full tidak mengurusi pekerjaan rumah tangganya, keempat akan berdampak pada keberadaan Madrasah Diniah untuk siap-siap gulung tikar,” teriak Lukman Hakim, Korlap Aksi dalam orasinya.
Setelah aksi berlangsung beberapa waktu kemudian Ketua DPRD Sampang, KH. Imam Ubaidillah, menemui para pedemo dan berjanji bahwa pihaknya juga menolak penerapan FDS dan akan menindak lanjuti hal itu.
“Kami berterima kasih kepada PC dan PK PMII Se Kabupaten Sampang, yang telah berpartisipasi dalam aksi Damai Penolakan Full Day School, kami yakin semua Fraksi di sini juga menolak hal tersebut, kami hanya menunggu surat edaran dari Pemkab Sampang yang berbentuk instruksi untuk menolak FDS” tanggapnya.
Sementara kerumunan massa usai ditemui Ketua DPRD Sampang berpindah melanjutkan Aksi menuju Kantor Pemkab Sampang dengan tujuan untuk meminta tanggapan dan persetujuan Bupati Sampang Fadhilah Budiono selaku orang nomor satu dan pemegang kebijakan. Namun, para pedemo justru kecewa lantaran Bupati Sampang tidak menemuinya dan terkesan memihak pada aturan Full Day School (FDS).
“Lantaran Aksi tersebut tidak ditemui dan belum mendapat tanggapan dari Bupati Sampang, para aktivis PMII berjanji akan menindaklanjuti aksi tersebut dalam waktu dekat ini,” Muhammad Farid selaku Ketua Umum PC PMII Sampang. (Adie)