beritalima.com – Beberapa waktu yang lalu Plt Bupati Muara Enim Juarsah mengeluarkan pernyataan terkait masuknya harimau ke permukiman di Talang Tinggi dan menewaskan Sulis, dan meminta agar harimau sumatera itu ditangkap hidup atau mati karena warganya harus dilindungi.
Ketika diwawancara wartawan Juarsah mengatakan, “Ngapain kita harus melindungi binatang buas yang membahayakan masyarakat? Itu akan lebih parah lagi nanti. Saya berharap semua bisa menangkap itu baik hidup ataupun mati!”
Atas peristiwa itu, Juarsah meminta masyarakat selalu waspada. Dia meminta warga tidak pergi sendirian saat ke kebun, termasuk saat mandi di pemandian umum yang ada di dalam hutan dan jauh dari permukiman warga.
“Terhadap masyarakat untuk tetap waspada, kalau ke kebun metik kopi, duren jangan sendiri-sendiri. Usahakan berteman biar saling membantu,” katanya.
Juarsah juga menghimbau masyarakat yang biasa mandi di sungai di luar desa untuk tidak mandi terlalu sore. Kalau sudah jam 5 segera kembali ke kampung karena jam 5 ke atas bukan jam manusia di hutan.
Terakhir, Juarsah meminta pihak terkait seperti BKSDA dan Polhut segera ambil tindakan tegas. Sebab isu harimau kini menjadi momok menakutkan bagi para petani dan masyarakat.
Terkait masuknya harimau ke permukiman di Talang Tinggi dan menewaskan Sulis, Ia meminta harimau sumatera itu ditangkap hidup atau mati. Dia mengatakan warganya harus dilindungi.
“Ini sudah sampai ke permukiman masyarakat. Jadi masyarakat berharap binatang buas harimau ini bisa ditangkap hidup atau mati, ambil tindakan,” kata Juarsah tegas.
Dengan tindakan tegas itu, Juarsah pun berharap aktivitas masyarakat kembali normal. Masyarakat tidak lagi ketakutan saat pergi ke kebun.
Sementara itu Pendiri Tambling Wildlife Nature Conservation, Tomy Winata dalam keterangan yang dikirim ke redaksi mengatakan bahwa yang salah itu masyarakat yang mengganggu, merusak wilayah harimau dan membuat harimau terusik oleh ulah manusia. Kenapa malah harimau yang dibantai?.
“Ajarin manusia agar jangan mengganggu wilayah yang sudah menjadi wilayah harimau, serta mata rantai makanannya. Dasar, mentang-mentang manusia dan penguasa!!!” kesal Tomy Winata, Senin, (30/12/2019).
Diketahui Sulis tewas diterkam harimau pada Jumat (27/12) sore saat mandi di pemandian umum. Lokasinya sekitar 100 meter dari perkampungan dan berada di dalam hutan.
Akibat diterkam harimau, Sulis tewas dengan luka di leher, kaki kiri hilang dan bagian tubuh lain habis dimakan harimau. Peristiwa ini pun membuat geger masyarakat Muaraenim.