Toxic Parents Menyebabkan Anak-anak Terbelenggu

  • Whatsapp

beritalima.com | Dilansir dari healthy way, toxic parenting adalah orang tua yang menerapkan pola didik dengan posesif, keras, atau terlibat secara berlebihan pada kehidupan anak. Selain itu, toxic parenting juga cenderung hanya akan melakukan komunikasi satu arah kepada anak dan apapun yang dilakukan sang anak harus sesuai dengan keinginan orang tua demi kepuasan mereka semata. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh orang tua yang tampaknya tidak berbahaya, tetapi sebenarnya akan berdampak jangka panjang untuk si anak. Sulitnya mendeteksi toxic parents dan banyaknya tindakan serta sifat toxic dari orang tua yang dianggap wajar akan menyebabkan terbunuhnya hubungan anak dengan orang tua.

Banyak orang tua yang merasa dirinya selalu benar dan tidak mau menerima masukan dari anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun di dunia ini, tidak ada orang tua yang sempurna, karena bagaimanapun orang tua tetaplah manusia yang tak luput dari kesalahan. Toxic parents seakan-akan menutup telinga atas pernyataan tersebut. Mereka yakin cara asuh yang mereka terapkan kepada anaknya sudah paling benar karena hal serupa pernah ia dapatkan dari orangtuanya dahulu. Akan tetapi tanpa mereka sadari cara yang diterapkan malah menyakiti bahkan meracuni sang anak. Ada sebuah ungkapan Ali bin Abi Thalib mengenai pendidikan anak, yakni “ Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.

Berikut beberapa cara asuh yang dilakukan orang tua toxic kepada anaknya, yaitu Orang tua yang toxic memiliki ekspektasi yang tinggi kepada anaknya tanpa diiringi dengan apresiasi dan empati didalamnya. Anak dilarang melakukan kesalahan sekecil apapun dan jika mereka melakukan kesalahan maka akan mendapatkan omelan bahkan hukuman dari orang tuanya. Seringkali mengungkit-ungkit jasa yang telah mereka lakukan kepada sang anak dan membuat sang anak merasa bersalah jika tidak melakukan apapun perintah dari orang tuanya. Tidak menghargai privasi anak kalau mengambil keputusan tentang hal-hal yang berhubungan dengan anak, seperti tidak akan berdiskusi dengan si anak melainkan langsung mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan apakah si anak menyukai atau tidak.

Dampak Toxic Parents
Tingkat toxic parenting tidak selalu berurusan dengan kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan mental dan batin. Hal ini akan membahayakan untuk tumbuh kembang anak, berikut lima dampak buruk toxic parenting pada anak. Pertama. Kurangnya rasa percaya diri. Seorang anak yang sering mendapatkan perintah, larangan, makian, dan selalu salah jika mengutarakan pendapat akan tumbuh menjadi pribadi yang sering menyalahkan diri sendiri dan tidak berani bertindak jika belum mendapat perintah.

Kedua, Memiliki sifat temperament. Bagaikan burung beo anak akan meniru apapun yang orang tuanya lakukan kepada dirinya. Jadi, tidak heran jika ia memiliki orang tua yang pemarah, maka ia akan menjadi sosok yang pemarah juga untuk lingkungan sekitarnya. Karena marah adalah ekspresi diri yang paling ia kenal dan dekat dengannya. Ketiga, menjadi sosok yang curigaan. Anak akan curiga kepada siapapun yang memperlakukan dia secara baik dan pasti mereka memiliki alasan terselubung kepada si anak. Padahal melakukan kebaikan adalah suatu hal yang wajar, namun karena ia tidak terbiasa akan hal tersebut, jadi sulit baginya mencerna hal baik di hidupnya.

Keempat, Sulit mendapatkan kebahagiaan. Sedih dan tertekan adalah perasaan yang serung dialami oleh sang anak yang sedang dibawah pengawasan toxic parenting. Namun jika ada rasa bahagia yang muncul dihidupnya ia akan khawatir itu hanya sementara. Kelima, menimbulkan trauma yang mendalam untuk sang anak. Pola asuh yang kurang baik dari orang tua toxic parents akan menimbulkan trauma kepada anak bahkan saat ia tumbuh dewasa. Dampak trauma tersebut bisa mengakibatkan penyakit baik secara fisik maupun mental.

Dari kelima dampak tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua kepada anak untuk mencegah hubungan yang beracun di antara keduanya, yaitu sebagai orang tua belajarlah ilmu parenting sebelum dan setelah memiliki anak, cobalah untuk tidak menerapkan hal-hal negative yang diberikan orangtuamu sebelumnya kepada anak, mulailah berdiskusi dengan anak tentang apapun yang berkaitan dengan sang anak, beranilah meminta maaf, dan yang terakhir yaitu lebih percaya dengan kemampuan anak. Sedangkan, untuk anak yang memiliki orang tua yang toxic, ada dua cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi tersebut yaitu menghadapi secara langsung dan secara tidak langsung. Menghadapi secara langsung yaitu membuka komunikasi kepada orang tua dan berbicara jujur bahwa dia tidak nyaman dengan perlakuan yang diberikan orang tuanya. Dan akhirnya, mereka menghadapi secara tidak langsung yaitu membuka komunikasi kepada sahabat terdekat atau jika tidak ada bisa meminta konsultasi kepada Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (KPAI).

Komunikasi merupakan bagian penting untuk mengubah kebiasaann toxic parents. Karena apabila komunikasi antara anak dan orang tua berjalan dengan baik maka hubungan harmonis akan terjaga dan dampak toxic parents pun bisa dihindari sehingga tumbuh kembang anak dan masa depan anak dapat menjadi lebih cermerlang.

PENULIS:
Nama : Wilma Natasya Putri

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait