SURABAYA, beritalima.com – Guna memastikan terkendalinya inflasi Jawa Timur pada kisaran sasaran inflasi sebesar 3,5% ± 1% di tahun 2018, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur beserta seluruh TPID 38 Kota/Kabupaten telah melaksanakan rapat koordinasi High Level Meeting (HLM) TPID Jawa Timur.
Kegiatan HLM sekaligus Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID Se-Jawa Timur ini bertema “Manajemen Tata Niaga Pangan dalam rangka Menjaga Stabilitas Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional”.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Soekarwo, Gubernur Jawa Timur selalu Ketua TPID Provinsi Jawa Timur, bersama Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan RI, dengan didampingi Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.
Difi yang juga sebagai Wakil Ketua TPID Jawa Timur, mengatakan, bahwa berdasarkan pantauan harga terkini, pergerakan harga komoditas strategis di Jawa Timur masih relative stabil.
Selain itu, terdapat diindikasi bahwa untuk komoditas beras terjadi konvergensi harga atau perbedaan harga antar Kab/Kota di Jawa Timur mengecil, yang berdampak pada minimnya risiko volatilitas harga komoditas.
Sementara itu, Soekarwo dalam paparannya menyampaikan, ada 16 provinsi di luar Jawa Timur yang menggantungkan pasokan beras dari Jawa Timur. Karena itu, pergerakan harga di Jawa Timur akan berdampak pada harga di daerah lain.
Untuk itu perlu didorong tataniaga komoditas yang lebih efektif dan efisien yang juga bertujuan untuk mengurangi disparitas antar daerah.
Pada kesempatan itu Enggartiasto Lukita juga menyampaikan bahwa Jawa Timur dalam kondisi aman, bahkan surplus untuk beberapa komoditas strategis seperti daging ayam.
Salah satu hal yang penting dalam menjaga stabilitas harga adalah manajemen stok yang baik, khususnya untuk komoditas yang volatile dan bersifat seasonal.
Dalam mendukung ketersediaan pasokan di berbagai daerah menjelang Ramadhan dan Lebaran, strategi yang dilakukan antara lain, satu, melakukan pemantauan harga secara berkala.
Dua, memantau ketersediaan stok/pasokan di gerai-gerai stabilisasi harga. Tiga, Pasar Murah Ramadhan. Empat, Operasi Pasar Bantuan Ongkos Angkut secara serempak, untuk 4 komoditas pangan strategis, yaitu beras, gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng.
Lima, Operasi Pasar Situasional apabila terjadi tekanan harga di luar 4 komoditas pangan strategis tersebut. Operasi Pasar ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan strategis di Jatim, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga dan tekanan inflasi Jatim terkendali.
Dalam rapat koordinasi ini dilakukan juga peluncuran Pengiriman Beras oleh Bulog ke luar Jawa Timur oleh Menteri Perdagangan, Gubernur Jawa Timur dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari upaya TPID Jawa Timur untuk memastikan ketersediaan pasokan selama Ramadhan.
Selain itu, juga dilakukan penandatangan Kesepakatan Bersama antara Gubernur Jawa Timur dengan Kadivre Bulog Jatim terkait dengan program Subsidi Ongkos Angkut.
Dengan adanya berbagai program dan strategi yang disepakati oleh TPID Jatim, diharapkan inflasi Jawa Timur menjelang Ramadhan dan Lebaran serta keseluruhan tahun 2018 dapat terkendali dan ketersediaan komoditas pangan strategis masyarakat dapat lebih terjaga.
“Oleh karena itu, kami menghimbau kepada masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menjaga stabilitas inflasi di Jawa Timur dengan membeli barang secukupnya dan sewajarnya, karena pasokan pangan Jawa Timur menjelang Lebaran diperkirakan aman,” pungkas Difi. (Ganefo)